Sukses

Cara Aceh Tekan Penyebaran Virus Corona dengan Kearifan Lokal, Salat dan Berzikir

Kasus Covid-19 pertama di Aceh pertama kali muncul pada 23 Maret 2020. Hingga kini jumlah pasien terkonformasi positif ada 20 kasus.

Liputan6.com, Jakarta Hingga Juni 2020, ada sekitar 6,4 juta warga dunia yang telah terpapar virus Corona atau Covid-19. Virus mematikan ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, Desember 2019, lalu mulai merambah ke sejumlah negara.

Saat mulai memasuki Indonesia, virus yang diduga berasal dari hewan kelelawar itu pertama kali ditemukan di Depok, Jawa Barat, tepatnya pada 2 Maret 2020. Sekarang virus tersebut telah menyebar di 34 provinsi di Tanah Air. 

Hingga hari ini, Rabu (3/6/2020), jumlah kasus positif Corona di Indonesia telah mencapai 28.233 kasus setelah terjadi penambahan 684 pasien positif Covid-19.

Selain Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta, virus asal Wuhan ini juga berkembang di sejumlah kota besar lainnya. Salah satunya Aceh. 

Seperti dilansir Antara, kasus Covid-19 pertama di Aceh pertama kali muncul pada 23 Maret 2020. Hingga kini jumlah pasien terkonformasi positif ada 20 kasus. Dengan rincian 17 dinyatakan sembuh, satu meninggal dunia, dan dua lainnya masih di rawat di rumah sakit setempat.

Meski begitu, Aceh belum dinyatakan sebagai zona merah penyebaran Covid-19. Karena itu, guna menekan jumlah warga yang terjangkit virus Corona, pemeritah setempat menciptakan sejumlah langkah strategis agar mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi. 

Tak cuma menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, kota yang dijuluki Bumi Serambi Makkah ini sangat kental  engan nilai religi dalam menangkal sebuah wabah atau bala.

Bahkan, daerah lain di Indonesia juga diminta untuk mencontoh daerah Tanah Rencong dalam penanganan Corona. Berikut ulasannya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Salat

Menurut ulama Aceh Tgk Faisal Ali mengatakan, semua kasus positif di Aceh bukan bersumber dari penularan secara transmisi lokal, melainkan warga yang memiliki riwayat ke daerah zona merah virus Corona dan terkonfirmasi positif setiba di Aceh.

Menurutnya, Aceh yang dianggap berhasil dalam menekan penyebaran virus Corona itu, karena kepatuhan masyarakat atas anjuran pemimpin dalam berbagai hal. Salah satunya seruan yang disampaikan para ulama.

"Kemudian patuh dalam hal menjaga kewajiban beragama. Jadi masyarakat Aceh sangat mendengar apa yang disampaikan oleh para ulama, karena memang masyarakat Aceh itu sangat dekat dengan ulama," katanya di Banda Aceh, awal pekan.

Ia menjelaskan selain berikhtiar yang bersifat manusia, yakni dengan menjaga petunjuk kesehatan, masyarakat Aceh juga mengutamakan memanjat doa kepada Allah SWT, baik dalam salat wajib lima waktu, maupun di luar salat wajib, dalam rangka menolak bala.

"Jadi kalau dalam saalat itu membaca (doa) qunut nazilah. Kalau di luar saalat itu ada kearifan lokal itu yang membaca (ayat) waqulja al haqqu.., juga membaca (doa) ya latif.., dan berbagai model bacaan lain terkait dengan tolak bala," katanya.

Hal demikian merupakan bentuk-bentuk yang dilakukan oleh orang Muslim dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai upaya menjauhi bala atau bencana nonalam, Covid-19. 

"Maka bukan hanya untuk masyarakat Aceh yang kita berdoa, tetapi juga untuk masyarakat lain yang di luar Aceh telah memanjatkan doa kepada Allah SWT," ujar wakil ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh itu.

3 dari 3 halaman

Perbanyak Doa dan Berzikir

Ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu juga menyebutkan, masyarakat Aceh meyakini tidak ada penyebaran Covid-19 di masjid-masjid, mengingat seseorang yang mendatangi masjid ialah orang yang telah bersih dan suci. 

"Semuanya mengamalkan kearifan lokal dalam kita mencegah bala, itu yang membuat kita di Aceh tidak terproduksi Covid-19, hanya ada dari luar daerah. Tapi alhamdulillah mereka yang dari luar juga diberikan kesembuhan oleh Allah SWT," katanya.

Dalam rangka menyambut normal baru di Aceh, ulama mengingatkan juga masyarakat untuk tidak pernah berhenti membaca qunut nazilah dalam setiap salat, serta tetap mengumandangkan ayat-ayat dan zikir terkait dengan tolak bala.

"Juga kita perlu memperhatikan protokol kesehatan di dalam keseharian kita, jadi dua hal ini doa dan ikhtiar kemanusiaan itu harus kita jalankan, tapi sebagai orang yang beriman memperbanyak doa itu harus diutamakan," ujar Lem Faisal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.