Sukses

4 Hal Terkait Klaster Baru Penyebaran Corona di Pasar Kobong Semarang

Gugus Tugas Covid-19 Kota Semarang pun menutup sementara operasional Pasar Kobong hingga enam hari ke depan usai penemuan kasus positif Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar Ikan Rejomulyo atau yang lebih dikenal dengan Pasar Kobong Semarang menjadi klaster baru penyebaran virus Corona Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah.

Hal itu bermula dari adanya temuan tiga orang di pasar tersebut yang dirawat karena terinfeksi Corona Covid-19.

"Kemudian ditelusuri dan dilakukan rapid test dua hari lalu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Sabtu (23/5/2020).

Setelah dilakukan rapid test, justru ditemukan hingga 26 orang reaktif terhadap virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu.

Oleh karena itu, Gugus Tugas Covid-19 Kota Semarang pun menutup sementara operasional Pasar Kobong hingga enam hari ke depan.

Berikut empat hal terkait penemuan klaster baru Corona Covid-19 di Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Temuan 3 Orang Positif Dirawat

Pasar Ikan Rejomulyo Semarang atau yang lebih dikenal dengan Pasar Kobong menjadi klaster baru penyebaran virus Corona di Ibu Kota Jawa Tengah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan, munculnya klaster baru ini berawal dari temuan tiga orang yang dirawat karena positif terinfeksi Corona. Mereka berasal dari pasar tersebut.

"Kemudian ditelusuri dan dilakukan rapid test dua hari lalu," kata Abdul di Semarang, seperti dilansir Antara, Sabtu (23/5/2020).

 

3 dari 5 halaman

26 Orang Reaktif Corona

Menurut Abdul, hasil rapid test, enam orang dinyatakan reaktif yang kemudian dikarantina di Rumah Dinas Wali Kota Semarang untuk melaksanakan swab test Corona.

Setelah itu, penelusuran klaster tersebut kembali dilakukan dan ditemukan 11 orang lain yang hasilnya reaktif virus dalam rapid test.

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, kata Abdul, juga melakukan penelusuran ke Pasar Ikan Sayung, Demak terkait klaster ini. Pada penelusuran itu, lima orang di Pasar Ikan Sayung juga dinyatakan reaktif virus.

"Total ada 26 orang yang berkaitan dengan Pasar Kobong," kata Abdul.

 

4 dari 5 halaman

Tutup Sementara Pasar Kobong

Akhirnya, Gugus Tugas Covid-19 Kota Semarang menutup sementara operasional Pasar Kobong hingga enam hari ke depan.

Penutupan tersebut berkaitan dengan sterilisasi kawasan pasar serta penataan jika nantinya akan buka kembali.

 

5 dari 5 halaman

Pasar, Swalayan, Supermarket Juga Akan Ditutup Sementara

Usai ditemukan penambahan 26 orang positif terpapar covid 19, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi mengevaluasi operasional Pasar Kobong atau Pasar Rejomulyo.

Hendi juga sudah mempertimbangkan penutupan pusat perbelanjaan. "Jika banyak yang positif harus segera kita hentikan operasionalnya," kata Hendi.

Usai Hendi memerintahkan penutupan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menginstruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota untuk menutup mal, supermarket ataupun pasar.

Instruksi dilakukan dengan catatan jika pengelola tidak bisa melakukan pengontrolan ketat terhadap pengunjung. Karena terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 cukup besar akibat keteledoran di Pasar Kobong Semarang.

"Untuk bupati dan walikota se Jawa Tengah, agar rasa-rasanya dalam dua hari ini akan ada banyak kerumunan orang belanja ketati saja," ucap Ganjar.

Bahkan jika masih terdapat kerumunan karena susah diatur, baik pengelola maupun warganya, Ganjar menginstruksikan agar bupati maupun walikota tidak segan melakukan penutupan.

Menurut Ganjar saat ini situasinya sudah semakin membahayakan, terlebih di pusat-pusat keramaian.

"Saya minta yang tidak bisa melakukan pengontrolan ketat pada mereka yang hendak belanja di pasar, mall, supermarket, lebih baik tutup saja. Karena ini kondisinya sudah kritis. Banyak orang datang berbelanja karena sudah terima THR, banyak uang cash jadi ini sangat berbahaya," tandas Ganjar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.