Sukses

Ketegasan Korlantas Polri yang Humanis Diapresiasi Banyak Pihak

Arteria mengaku kagum atas kesigapan jajaran Korlantas menjalankan instruksi larangan mudik yang tidak populer dan melawan sensitivitas publik.

Liputan6.com, Jakarta - Sikap aparat kepolisian, dalam hal ini Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, dalam menangani penyekatan seiring Operasi Ketupat 2020 yang mengesankan sisi humanis di tengah ketegasan mereka, diapresiasi banyak pihak.

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan menilai jajaran Korlantas berhasil menerjemahkan instruksi Presiden Joko Widodo yang melarang mudik bagi masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona.

"Saya mengapresiasi kinerja luar biasa atas respons cepat, kerja keras, kerja cerdas Korlantas dalam menerjemahkan instruksi Presiden soal larangan mudik," kata Arteria di Jakarta, Senin (27/4/2020).

Dia merasa kagum atas kesigapan jajaran Korlantas menjalankan instruksi larangan mudik yang terkesan tidak populer dan melawan sensitivitas publik. Kata Arteria, andai saja hal itu tidak dilakukan dengan openuh sikap humanis, dikhawatirkan akan menimbulkan kegaduhan dan permasalahan baru.

"Namun Polri dapat menerjemahkan dengan sangat baik. Dalam praktiknya dapat dilaksanakan dengan keheningan, tanpa gejolak dan riak sedikit pun," kata Arteria.

"Kakorlantas Polri Irjen Istiono telah mengedepankan visi Promoter (profesional, modern dan terpercaya) di dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini terlihat dari penerapan di lapangan yang telah direncanakan dengan matang," Arteria menandaskan.

Apresiasi serupa juga disampaikan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti. Dia mengatakan, cara Korlantas Polri menghadapi para pemudik sudah sangat tepat.

"Sejauh ini saya melihat Korlantas sudah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk melayani, mengayomi, melindungi masyarakat, dan menegakkan hukum guna mewujudkan harkamtibmas," ujar Poengky.

Pendekatan yang dilakukan terhadap pemudik yang nekat walau jalanan sudah disekat pun, cukup baik. "Meski tegas, penyampaian Korlantas secara humanis di lapangan dengan mengimbau masyarakat untuk mengurungkan niat, sangatlah tepat," kata dia.

Dia juga menghargai tinggi upaya Korlantas, yang selain mengerahkan sumber daya manusia, juga menggunakan kemajuan teknologi komunikasi canggih, antara lain dengan command center, drone dan CCTV untuk memantau arus lalu lintas.

Sementara itu, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan, Operasi Ketupat yang secara rutin digelar Polri pada Ramadan hingga usai Lebaran setiap tahun, pada pelaksanaan tahun ini dinilai lebih menantang.

Pasalnya, pada tahun ini Operasi Ketupat juga disertai dengan operasi penyekatan yang dilaksanakan 24 jam penuh selama sebulan lebih, untuk menahan laju penyebaran covid-19 seiring merebaknya pandemi virus corona.

Tantangan itu adalah keharusan untuk bisa mengedepankan sikap humanis, penuh rasa empati dan kemanusiaan, tanpa meninggalkan sikap tegas yang seharusnya ditegakkan aparat dalam penanggulangan Covid-19.

"Pada Operasi Ketupat 2020 kali ini, petugas tidak boleh lengah memantau kendaraan yang lewat. Bila pada Operasi Ketupat sebelum-sebelumnya, petugas bisa lebih santai, ini tidak mungkin. Petugas harus jaga terus 24 jam, harus mengingatkan pengguna jalan yang mau mudik," jelas Istiono.

Petugas Polri, dibantu aparat Dinas Perhubungan dan Jasa Marga di lapangan benar-benar harus bersiaga selama 24 jam penuh. Setiap menit masih ada saja kendaraan, baik pribadi maupun umum yang mencoba dengan berbagai alasan untuk mudik, mengikuti ritus tahunan, seolah tak ada kejadian besar berupa ganasnya pandemi virus Corona.

Agar mencapai sasaran secara optimal, Istiono mengatakan penyekatan pun tak hanya dilakukan di jalur tol, namun juga di jalur-jalur arteri ke dan keluar Jabodetabek.

"Kalau di sini lolos, di depan, mobil akan terjaring lagi, terus sampai Jawa Tengah," kata Istiono.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sanksi Sudah Maksimal

Saat ditanya apakah Polri akan menerapkan sanksi kepada para pengendara yang ketahuan akan pulang kampung, Irjen Istiono mengatakan pihaknya tidak ingin melakukan sesuatu yang akan terkesan berlebihan.

"Saya kira ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin. Harus putar balik itu menurut saya sudah serupa sanksi. Mereka kembali ke rumah itu sudah sanksi, kekecewaan itu sudah menjadi sebuah sanksi. Tidak perlu sanksi lain. Ini kita upayakan sudah cukup, sudah cukup maksimal," kata Kakorlantas.

Pada saat meninjau hari ketiga operasi di Pelabuhan Merak, Banten, Irjen Istiono mengatakan bahwa apa yang terlaksana di lapangan sudah sangat baik dan maksimal. Pencegahan terhadap kendaraan yang akan mudik melalui Pelabuhan Merak berhasil, terlihat kondisi Pelabuhan Merak sepi dari mobil pribadi dan kendaraan roda dua.

"Kurang lebih 350 kendaraan yang menuju Pelabuhan Merak sudah kita putar balikkan selama dua hari OPS Ketupat. Kemudian, aktivitas pelabuhan sangat sepi, sudah tidak ada kendaraan pribadi, hanya barang dan logistik. Ini tandanya kesadaran masyarakat untuk tidak mudik sudah bagus," tutup Irjen Istiono.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.