Sukses

Ramadan di Tengah Pandemi Corona

Pandemi Virus Corona membuat suasana ramadan sedikit berbeda tahun ini. Banyak tempat ibadah ditutup guna membendung penyebaran Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Virus Corona membuat suasana ramadan sedikit berbeda tahun ini. Banyak tempat ibadah ditutup guna membendung penyebaran Virus Corona COVID-19.

Masyarakat dilarang salat tarawih bersama di masjid, ziarah kubur bahkan mudik ke kampung halaman. Aturan ini dilakukan untuk memutus penyebaran Corona Covid-19.

"Tahun ini dianjurkan tidak melakukan ziarah kubur karena berpeluang bertemu orang banyak yang sangat mungkin diantaranya sudah terhinggapi Covid-19," ujar Menag Fachrul dalam telekonferensi pengumuman hasil sidang isbat, Kamis (23/4/2020).

"Kita dianjurkan dan dilarang pemerintah untuk mudik. Karena mudik berpotensi menyebarkan virus yang tak kita sadari kita bawa pulang dari kota ke kampung," imbuhnya.

Dia mengatakan, ibadah bulan puasa tahun ini harus banyak penyesuaian agar ibadah tak berkurang karena di tengah pandemi Corona.

"Banyak hal yang harus kita sesuaikan agar nilai ibadah kita tidak berkurang dan penyebaran Covid-19 kita dapat eliminasi," ujar Fachrul.

Fachrul mengatakan meski tahun ini tak dapat melakukan ibadah bersama-sama, tentu tidak mengurangi untuk menambah ibadah selama bulan ramadan.

"Meski tahun ini tidak dapat buka puasa bersama, tadarus bersama, tarawih bersama dan itikad bersama di masjid, namun hal itu tidak boleh mengurangi semangat dan tekad kita untuk memanfaatkan kehadiran ramadan bagi peningkatan ibadah kita," ujar Fachrul.

Perkuat Diri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun mengucapkan selamat dan mengajak seluruh masyarakat untuk menyambutnya dengan penuh syukur walaupun di tengah pandemi Corona Covid-19.

"Saya mengajak kita semua menyambut ramadan dengan penuh rasa syukur walaupun kita sedang menghadapi tantangan yang tidak ringan adanya Covid-19," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (24/4/2020).

Jokowi menjelaskan, pandemi Corona ini melanda seluruh dunia. Hal ini, kata dia, memaksa untuk bisa menjalankan puasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Tidak kesemarakan di jalan, ruang masjid pun berada dalam keheningan, suasana baru akan kita rasakan. Meresapi makna sejati ibadah puasa yang kita jalankan," kata Jokowi.

Dia meminta masyarakat agar moment ini untuk memperkuat diri serta menjaga semua orang yang dicintai.

"Jadikan puasa sebagai moment untuk memperkuat diri, serta menjaga semua orang yang dicintai. Saatnya kita disiplin diri, mari kita sambut ramadan yang barokah sebagai moment untuk memutus rantai penularan wabah demi keselamatan diri,sanak dan saudara," ungkap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saling Menolong

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan saling menghormati. Dia ingin puasa dijalankan dengan hati yang bersih dan damai.

Ma'ruf berharap, di bulan suci ini masyarakat dapat meningkatkan amal ibadah serta rasa persaudaraan dan persatuan. Apalagi, saat ini negara sedang dalam situasi pandemi Corona.

"Agar bulan ramadan ini sebagai momentum saling tolong menolong dan membantu saudara-saudara kita yang terdampak musibah," ucap Ma'ruf Amin.

Petinggi Majelis Ulama Indonesia itu berharap bulan suci ini dapat meningkatkan iman dan takwa.

"Saya megucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan 1441 H, semoga ibadah yang kita lakukan dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT," tutupnya.

Sementara MUI juga mengeluarkan fatwa tentang pemanfaatan zakat dan sedekah untuk penanggulangan pandemi Corona.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, dalam rangka meneguhkan komitmen dan kontribusi keagamaan untuk penanganan dan penanggulangan wabah Covid-19, Komisi Fatwa menetapkan fatwa agar zakat, infaq dan sedekah dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19.

"Termasuk masalah kelangkaan APD, masker, kebutuhan pokok masy terdampak," kata Asrorun dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/4/2020).

Fatwa MUI Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pemanfaatan Harta Zakat, Infak dan Shadaqah untuk Penanggulangan Wabah COVID-19 dan Dampaknya tersebut ditetapkan 16 April 2020.

Berikut bunyi ketentuan fatwa tersebut:

Ketentuan Hukum

1. Pemanfaatan harta zakat untuk penanggulangan wabah COVID-19 dan dampaknya, hukumnya boleh dengan dhawabith sebagai berikut:

a. Pendistribusian harta zakat kepada mustahiq secara langsung dengan ketentuan sebagai berikut:

1) penerima termasuk salah satu golongan (asnaf) zakat, yaitu muslim yang fakir, miskin, amil, muallaf, yang terlilit hutang, riqab, ibnu sabil, dan/atau fi sabilillah;

2) Harta zakat yang didistribusikan boleh dalam bentuk uang tunai, makanan pokok, keperluan pengobatan, modal kerja, dan yang sesuai dengan kebutuhan mustahiq;

3) Pemanfaatan harta zakat boleh bersifat produktif antara lain untuk stimulasi kegiatan sosial ekonomi fakir miskin yang terdampak wabah.

b. Pendistribusian untuk kepentingan kemaslahatan umum, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) penerima manfaat termasuk golongan (asnaf) fi sabilillah

2) pemanfaatan dalam bentuk aset kelolaan atau layanan bagi kemaslahatan umum, khususnya kemaslahatan mustahiq, seperti untuk penyediaan alat pelindung diri, disinfektan, dan pengobatan serta kebutuhan relawan yang bertugas melakukan aktifitas kemanusiaan dalam penanggulangan wabah.

2. Zakat mal boleh ditunaikan dan disalurkan lebih cepat (ta'jil al-zakah) tanpa harus menunggu satu tahun penuh (Hawalan al-haul), apabila telah mencapai nishab.

3. Zakat fitrah boleh ditunaikan dan disalurkan sejak awal Ramadhan tanpa harus menunggu malam Idul Fitri.

4. Kebutuhan penanggulangan wabah COVID-19 dan dampaknya yang tidak dapat dipenuhi melalui harta zakat, dapat diperoleh melalui infaq, shadaqah, dan sumbangan halal lainnya.

3 dari 3 halaman

Tetap Jaga Stamina di Bulan Ramadan

Ma'ruf Amin menyampaikan pesan kepada umat muslim Indonesia untuk tetap semangat dan menjaga stamina saat berpuasa di tengah pandemi Corona Covid-19.

"Meski pun Indonsaia dan banyak negara lain di dunia tengah berusaha mengatasi pandemi Corona, saya mengimbau agar masyarakat tetap menjaga stamina, dan daya tahan tubuh saat berpuasa," kata Wapres Ma'ruf lewat ungghan video yang disiarkan Kantor Sekretariat Wakil Presiden diterima, Jumat (17/4/2020).

Wapres Ma'ruf mengimbau perilaku hidup sehat dengan makanan bergizi, wajib diikut dengan menjalankan hidup bersih. Selain itu, demi memutus mata rantai penularan virus Corona, dia meminta agar masyarakat Indonesia terus menghindari pusat keramaian selama bulan ramadan.

"Kita juga harus meningkatkan kewaspadaan dengan tidak berpergian dan menghindari keramaian agar dapat mengurangi potensi penyebaran virus selaa ramadan," jelas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.