Sukses

Top 3 News: Sebelum Meninggal, Yulie Pernah Ajukan Bantuan Sosial Namun Ditolak

Top 3 news, Yulie Nuramelia dilaporkan meninggal dunia setelah dua hari kelaparan. Dia dan keluarganya bertahan hidup hanya dengan meminum air galon isi ulang sejak merebaknya virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, kabar meninggalnya seorang warga Serang, Banten bernama Yulie Nuramelia bikin geger publik Tanah Air. Bagaimana tidak, kepergiannya diduga lantaran hanya bertahan hidup dengan meminum air galon isi ulang selama dua hari di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten mengungkap, Yulie pernah mengajukan bantuan sosial, karena suami hanya bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan yang minim.

Pendapatan yang hanya diperoleh Rp 30 ribu per hari tak cukup untuk membiayai keempat orang anaknya. Namun, belakangan diketahui pengajuan Yulie tersebut ditolak, karena tertulis sang suami mendapatkan gaji setiap bulan sebagai petugas kebersihan. 

Berita lain yang tak kalah menyita perhatian di News Liputan6.com, beredarnya kuitansi pemulasaran jenazah pasien Corona hingga viral di media sosial.

Padahal sejatinya, pemulasaran dan pemakaman korban meninggal Covid-19 tidak dipungut biaya. Dalam kuitansi tersebut tertulis nominal Rp 15 juta untuk pembayaran pemulasaran jenazah dari RS Bhakti Asih.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Selasa, 21 April 2020

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Sebelum Meninggal Kelaparan, Yulie Pernah Ajukan Bantuan Sosial Namun Ditolak

Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku pernah membawa berkas keluarga almarhum Yulie Nuramelia ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos).

Namun, data keluarga itu ditolak, lantaran tertulis bekerja sebagai petugas kebersihan yang dikira mendapatkan gaji setiap bulan.

Memang benar sang suami, Mohamad Holik bekerja sebagai "petugas kebersihan" yang mencari barang bekas dan layak jual dari tempat sampah atau tepatnya pemulung.

Agus menjelaskan bahwa bantuan datang ke keluarga Yulie Nuramelia sejak Sabtu 18 April 2020, usai ramai diberitakan awak media bahwa keluarga itu sempat menahan lapar dengan meminum air galon selama dua hari.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Kelaparan di Tengah Wabah Corona, Yulie Tewas Setelah Minum Galon Isi Ulang

Warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Banten, bernama Yulie Nuramelia (43) dilaporkan meninggal dunia setelah dua hari kelaparan.

Yuli dan keluarganya bertahan hidup hanya dengan meminum air galon isi ulang semenjak merebaknya virus Corona Covid-19 di Indonesia.

Kisah keluarga ini sempat viral di media sosial. Yulie meninggal dunia pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB.

Yulie meninggalkan empat orang anak dan seorang suami, bahkan ada satu anaknya yang masih bayi.

Empat orang anak-anaknya juga dikabarkan harus menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon isi ulang, lantaran suaminya Mohamad Holik (49) yang sehari-harinya menjadi pemungut barang rongsok tak bisa mendapatkan penghasilan.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Beredar Kuitansi Pemulasaran Jenazah Covid-19 di Kota Tangerang, Ombudsman Turun Tangan

Ketua Ombudsman Banten Dedy Irsan mengamini adanya laporan tentang kuitansi senilai Rp 15 juta untuk pembayaran pemulasaran jenazah dari RS Bhakti Asih dan menggunakan peti jenazah beserta tim Covid-19.

Dalam kuitansi tersebut tertulis tujuan dimakamkan di tanah 100 Ciledug, Kota Tangerang.

Menurut Dedy, laporan itu saat ini ramai diperbincangkan di media sosial. Sebab, sepengetahuannya biaya pemulasaran dan pemakaman korban meninggal Covid-19 tidak dipungut biaya apa pun alias gratis.

Dedy melanjutkan, pihaknya akan meminta keterangan kepada beberapa pihak terkait seperti Tangerang Ambulance Service dan juga RS Bhakti Asih untuk hal terkait.

"Kita ingin tahu persoalan sebenarnya seperti apa hingga terjadi keluarga pasien menggunakan jasa ambulan swasta untuk penanganan korban Covid-19," jelas dia.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.