Sukses

Pengguna Transportasi Umum di Jakarta Berkurang Drastis Selama PSBB

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek menyatakan, sejak pemberlakuan PSBB ini, jumlah pengguna angkutan umum di Jakarta turun drastis. Berikut rinciannya.

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penularan Covid-19 akibat virus Corona. Setelah itu, menyusul 5 wilayah di Jawa Barat serta Tangerang, Banten.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti menyatakan, sejak pemberlakuan PSBB ini, jumlah pengguna angkutan umum di Jakarta turun drastis.

Penurunan ini sudah terjadi sejak Maret 2020, yakni di DKI Jakarta. Sebab, saat itu, pemprov sudah berinisiasi melakukan berbagai pembatasan, termasuk transportasi.

"Untuk layanan Transjakarta selama April 2020 sampai dengan 15 April, jumlah penggunanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu lebih kurang 83.000 orang per hari," kata Polana seperti dilansir Antara, Senin (20/4/2020).

Padahal, dalam kondisi normal pada Januari 2020, jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang per hari.

Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak Maret yaitu sebesar rata rata 550.000 orang per hari atau turun 34,52 persen dibandingkan jumlah penumpang normal pada Januari 2020.

Penurunan penumpang juga terjadi pada layanan Moda Raya Terpadu (MRT) setelah pemberlakuan PSBB Jakarta. Pada hari-hari normal pada Januari 2020 lalu, penggunanya mencapai sekitar 85 ribu orang per hari. Pada Maret, sudah mengalami penurunan sebesar 47,05 persen, yaitu sekitar 45 ribu orang/hari.

Data selama 1-15 April, hanya ada sekitar 5.000 penumpang per hari atau turun sebesar 94,11 persen dibanding Januari 2020.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KRL dan LRT

Hal yang tidak berbeda terjadi pada moda transportasi KRL yang Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859.000 orang.

“Pada Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38 persen menjadi sekitar 598 ribu orang per hari. Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183.000 orang per hari atau turun 78,69 persen dibanding kondisi normal Januari 2020,” ujar Polana.

Untuk LRT Jakarta yang pada masa normal Januari 2020 melayani penumpang sekitar 3.800 orang/harinya, mengalami penurunan sebesar 47,36 persen pada Maret 2020 menjadi hanya mengangkut sekitar 2.000 orang/hari.

Pada 1-15 April ini, jumlah penumpang LRT Jakarta tinggal sekitar 264 orang/hari atau turun 93,05 persen dibanding kondisi normal Januari 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.