Sukses

Sandiaga Dorong Startup Catatkan Saham di Pasar Modal

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendorong startup mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendorong startup mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal. Dengan menjadi perusahaan public dan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), memberikan ruang bagi investor publik untuk memiliki saham perusahaan yang pada akhirnya turut memberikan andil terhadap perekonomian nasional.

Terlebih lagi, pasar saham Indonesia cukup menjanjikan sehingga perusahaan bisa merencanakan untuk mencatatkan saham melalui skema penawaran umum perdana atau IPO dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun ke depan dengan mengambil berbagai langkah strategis.

"Harus bilang bahwa 5 tahun lagi perusahaan kita harus IPO, perusahaan kita harus melenggang ke bursa. Kenapa? Karena itulah titik pencapaian kesuksesan daripada kita sebagai pengusaha," tuturnya, melalui pemaparan webinar, Kamis (14/5/2020).

"Kita memiliki satu investasi itu for better future, for better society. Nah, alangkah baiknya kalau kita memberikan kesempatan kepemilikan saham di usaha kita ini kepada publik," tambah Sandiaga.

Akan tetapi, Sandi memberi catatan, otoritas bursa, yakni Bursa Efek Indonesia dan otoritas pasar modal, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harus beradaptasi dengan menyederhanakan regulasi agar lebih banyak lagi perusahaan yang akan melantai di pasar modal Tanah Air.

Sebab bila tidak, bukan tidak mungkin, perusahaan rintisan dengan valuasi unicorn atau US$ 1miliar (sekitar Rp15 triliun, asumsi kurs Rp15.000 per USD dan decacorn atau valuasi US$ 10 miliar (Rp150 triliun) bisa melantai di bursa saham luar negeri, bukan BEI.

"Kalau bursa kita, BEI, lalu OJK kita gak berubah, ya orang-orang akan invest di luar negeri, dan akan IPO-nya perusahaan-perusahaan kita bukan di bursa kita. Jadi kayak Gojek, Tokopedia, ah sudah lah kita ke Nasdaq aja atau ke Hong Kong Stock Exchange, gak di BEI," tutur Sandiaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.