Sukses

Ruangguru Jadi Mitra Kartu Prakerja, Stafsus Belva: Jika Ada Konflik Kepentingan Saya Siap Mundur

Belva menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak terlibat dalam proses pemilihan mitra untuk pelatihan online program kartu prakerja.

Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Belva Devara angkat bicara terkait keterlibatan Skill Academy by Ruangguru yang merupakan perusahaan miliknya sebagai mitra dari program Kartu Prakerja. Pendiri dan CEO Ruangguru itu mengaku siap mundur dari staf khusus apabila ada konflik kepentingan dalam penetapan itu.

"Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur," jelas Belva melalui cuitannya di Twitter, Rabu (15/4/2020).

Belva menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak terlibat dalam proses pemilihan mitra untuk pelatihan online program kartu prakerja. Termasuk, soal besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya.

"Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," katanya.

Dia menjelaskan bahwa penentuan mitra program kartu prakerja dilakukan secara independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO). Belva memastikan bahwa penetapan mitra kartu prakerja tanpa intervensi dari siapapun.

"Saat ini mitra resmi pun juga banyak. Total mitra ada delapan, yang semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum," tutur Belva.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Bertanya ke Istana

Sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus, Belva pun telah menanyakan ke pihak Istana apakah dirinya harus mundur dari jabatan perusahaan yang telah dirintisnya. Namun, kata dia, pihak Istana menyatakan hal itu tak diperlukan.

"Jawaban Istana jelas: Tidak perlu. Itu dasar saya menerima tawaran ini," ucapnya.

"Saya hanya berpegang pada pernyataan Istana tersebut dan niat saya hanya kontribusi sebisa saya di bidang yang saya kuasai. Itu lah kenapa kebanyakan program saya sebenarnya di digital services (human centered design dan master data nasional)," sambung Belva.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.