Sukses

DPR: Ucapan Luhut Soal Jumlah Korban Corona Bertentangan dengan Kewajiban Negara

Dalam situasi dan kondisi sekarang baiknya pejabat negara mengeluarkan kata dan pernyataan yang menyejukkan dan menenangkan. Serta memberikan rasa aman dan kepastian untuk rakyat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade menyoroti ucapan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut korban meninggal dunia corona Covid-19 di Indonesia tidak sampai 500. Menurutnya, pernyataan Luhut tidak etis sebagai pejabat negara.

"Tidak etis pejabat negara menyebutkan bahwa korban di Indonesia enggak sampai 500, mau 1, 2, mau 100, 200, 300 bahkan berapapun angkanya ini nyawa rakyat Indonesia, negara bertugas melindungi seluruh tumpah darah Indonesia," ujar Andre lewat pesan suara, Rabu (15/4).

Andre mengatakan, dalam situasi dan kondisi sekarang baiknya pejabat negara mengeluarkan kata dan pernyataan yang menyejukkan dan menenangkan. Serta memberikan rasa aman dan kepastian untuk rakyat Indonesia.

"Tidak elok pernyataan bahwa korban sampai 500, tidak etis, saran saya Pak Luhut berhati hati berkomentar," ujarnya.

Andre menambahkan, rakyat saat ini butuh kerja sama untuk menangani corona. Maka dari itu, dia minta pejabat negara menghentikan pernyataan yang tidak etis dan akhirnya bisa memicu perdebatan maupun pertentangan publik.

"Sekarang bangsa ini butuh bersatu, salah satu caranya buatlah pernyataan menyejukkan, menenangkan, yang bisa kita bersatu bahu membahu perangi virus corona," ujar Andre.

Sementara itu, anggota DPR RI Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay menilai, pernyataan Luhut bertolak belakang dengan konstitusi yang mengamanatkan agar negara melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Termasuk dari virus corona yang sedang menyebar di Indonesia.

"Pernyataan itu seakan tidak menyisakan empati dan simpati kepada keluarga korban. Belum lagi, ada puluhan dokter dan tenaga medis yang juga meninggal. Kasihan keluarganya jika mendengar pernyataan seperti ini," kata Saleh, Rabu (15/4).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berusaha Keras

Menurutnya, pernyataan Luhut tidak layak disampaikan. Sebab, pemerintah harusnya berupaya keras mencari jalan cepat dan tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Pemerintah tidak perlu menyampaikan narasi-narasi yang justru menghilangkan simpati publik. Apalagi, narasi itu bisa menyinggung dan bahkan melukai sebagian orang.

"Pejabat negara harusnya hemat bicara. Karena jika ada yang tidak tepat, sulit untuk meluruskannya," ucap Saleh.

Saleh menyebut, sejauh ini masyarakat mengetahui bahwa pemerintah belum sepenuhnya mampu memenuhi semua kebutuhan alat kesehatan, obat, dan APD bagi rumah sakit dan seluruh tenaga medis.

"Kalau memang katanya jumlah 500 itu sedikit, mestinya seluruh kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan mudah. Tidak perlu menjadi polemik dan kontroversi di publik," kata dia.

Saleh menambahkan, jika jumlah 500 itu sedikit, mengapa sikap pemerintah sampai khawatir. Bukti kekhawatiran itu dari ditetapkannya beberapa status yang harus diikuti masyarakat. Seperti social distancing, physical distancing, dan sekarang PSBB.

"Kan tidak sinkron antara pernyataan (Luhut) itu dengan kebijakan yang diambil pemerintah. Berani gak pemerintah mendiamkan saja masalah ini? Tentu saja tidak. Itu artinya, pemerintah secara institusional menganggap persoalan ini serius," pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku heran dengan kasus penyebaran virus Corona di Indonesia. Dia heran lantaran dalam tiap pembaharuan informasi yang dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19 menunjukkan data jumlah korban meninggal akibat virus ini tidak sebanyak negara lainnya.

"Kenapa jumlah kita yang meninggal, maaf sekali lagi, itu angkanya tidak sampai 500. Padahal jumlah penduduk 270 juta," kata Menko Luhut dalam video konferensi di Channel Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jakarta, Selasa (14/4).

Sudah ada 4.000 orang terjangkit. Namun, angka kematian masih di bawah 500 orang. Kondisi ini berbeda dengan Amerika Serikat yang jumlah penduduknya lebih banyak 60 juta orang.

Jumlah pasien terinfeksi di Amerika Serikat kata Menko Luhut, tembus di angka 560.000 jiwa. Jumlah pasien meninggal akibat virus ini mencapai 22.000. "Jadi untuk menyikapi ini, yang ingin saya jelaskan, itu juga harus hati-hati cermat, tidak grusa-grusu juga harus pas," kata Menko Luhut.

Dia menegaskan, pemerintah terus bekerja untuk menangani pandemi global ini. Dia menepis jika dalam penanganan pemerintah bergerak lambat.

Sebaliknya, pemerintah melakukan dengan hati-hati dan cermat. Pemerintah memastikan rakyat kecil menerima jaring pengaman sosial selama pademi ini berlangsung.

Berbagai bantuan yang diberikan di di antaranya Kartu Prakerja dan bantuan langsung tunai (BLT).

"Minggu ini jalan. Kita harap Minggu depan semua jalan dengan bagus. Jadi kalau itu sudah jalan nanti lihat langkah berikutnya apa lagi," kata Menko Luhut mengakhiri.

 

Reporter: Muhammad Genantan/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.