Sukses

HEADLINE: Stok Darah PMI Kritis, Bagaimana Protokol Donor saat Pandemi Corona?

PMI terimbas badai corona Covid-19. Stok darah menurun seiring adanya social distancing. Namun kini para pendonor tak perlu khawatir lantaran PMI menerapkan protokol donor. Apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Wabah corona Covid-19 yang merebak sejak awal Maret lalu, telah memorakporandakan sistem kehidupan masyarakat Indonesia. Roda perekonomian melambat, aktivitas warga juga terhambat seiring diterapkannya social distancing atau phsycal distancing guna memutus mata rantai keganasan virus tersebut.

Palang Merah Indonesia (PMI) juga terimbas badai corona Covid-19 ini. Lembaga yang mengumpulkan darah tersebut mengungkapkan bahwa stoknya menurun drastis setelah adanya social distancing. Stok darah di sejumlah daerah berada di ambang batas kekhawatiran seiring persediaan yang kian menipis.

"Stok darah PMI memang menurun, apalagi persis awal-awal pemberitahuan adanya social distancing. Kantor-kantor dan segala macamnya tutup. Nah itu, kita menurun sampai 50 persen. Tapi sekarang sudah lebih tertata, jadi kalau pun ada kekurangan, pastilah masih karena belum ada perubahan social distancing-nya," kata Ketua Bidang Unit Transfusi Darah Pusat PMI, Linda Lukita Waseso saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/4/2020).

Dia bersyukur saat ini sudah banyak gerakan-gerakan dari komunitas, baik TNI dan Polri yang bersedia mendonorkan darah. Kemudian juga ASN yang meskipun libur tetap peduli memberikan darah.

"Itu di rumahnya bisa mengumpulkan 10 orang dengan protokol yang sudah dibuat oleh kita, bahwa harus ada jarak, harus pakai masker, ruangannya harus didisinfektan dan yang lainnya. Seperti itu. Kita sudah ada protokolnya," ujar Linda.

Infografis Donor Darah Aman Saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Protokol donor darah tersebut, lanjut dia, meliputi tempat, pendonor, mobil unit ataupun berdonor di rumah. "Seluruh petugasnya menggunakan APD, nah dari pendonornya yang pasti harus sehat kemudian social distancing, menggunakan masker jadi itu yang disebut protokol," ucap dia.

Kemudian para pendonor juga harus mengisi formulir tentang riwayat perjalanan. Bila pernah bepergian ke wilayah episentrum Covid-19, pendonor harus menulis dengan jawaban yang sesungguhnya.

"Jadi sewaktu dia mau mendonor sebelumnya dia ada di daerah mana, Jakarta kah, Bali kah. Ada beberapa daerah yang kita sebutkan. Nah itu mesti diisi dengan sejujurnya. Karena darah kita ini apabila tiba-tiba dia menjadi ODP ataupun PDP, itu harus melapor kepada kami. Karena kan darah itu, walaupun kita tidak sakit, tetapi darah itu dikarantina dulu, tidak langsung dikasih," jelas Linda.

Agar jumlah pendonor kembali meningkat, PMI terus melakukan kampanye. Selain Ketua Umum PMI Jusuf Kalla yang juga melayangkan surat kepada TNI dan Polri agar anggotanya melakukan donor darah.

"Hasilnya, hampir setiap daerah, ada Jawa Timur, Lampung (melakukan donor darah). Semua ada dokumennya. Besok di Kopassus di Cijantung, sebelum-sebelumnya di Marinir," kata dia.

Sementara, Koordinator Advokasi dan Penanganan Kasus LBH Masyarakat, Afif Abdul Qoyim menilai, protokol donor darah yang diterapkan PMI sudah tepat. Namun perlu ada nilai lebih yang diberikan kepada para pendonor di saat wabah seperti ini.

"Diberikan insentif juga sebagai bentuk perhatian pendonor situasi kayak gini, sebagai bentuk respons yang baik juga. Di saat tidak ada, ini ada yang melakukan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/4/2020).

Dalam mengkampanyekan ajakan untuk berdonor, lanjut dia, PMI juga bisa menggandeng dinas-dinas kesehatan di kabupaten/kota. Hal ini agar kampanye tersebut dapat tersampaikan secara maksimal kepada masyarakat.

"PMI juga kan punya daftar pendonor rutin, ketika ada wabah ini dan kampanye di rumah aja, harusnya (pendonor) dikontak PMI. PMI yang jemput bola," kata dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

DKI Turun 90 Persen

Wakil Kepala Unit Transfusi Darah PMI Provinsi DKI Jakarta, Ni Ken Ritchie mengungkapkan, ada penurunan para pendonor darah akibat wabah virus corona Covid-19. Terlebih saat social distancing diterapkan, jumlah itu menukik tajam.

"Sempat turun sampai 90 persen," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/4/2020).

Ni Ken membeberkan, sebelum pandemi itu datang, PMI DKI Jakarta biasanya mengumpulkan 1.000 kantong darah per hari. Namun jumlah itu menurun drastis menyusul virus corona yang menyerang sendi kehidupan masyarakat di Indonesia.

"Sekarang 200-an kantong. Dan itu setelah dilakukan sosialisasi (tentang amannya donor darah) dalam satu dua pekan, full," ucap dia.

Sosialisasi itu gencar dilakukan oleh PMI DKI Jakarta, dan terlebih saat ini, Pemprov DKI juga membantunya dengan membuka pendaftaran donor darah di kelurahan-kelurahan. Cara ini dianggapnya efektif untuk menekan kekurangan kantong darah.

"Masyarakat antusias mendatangi donor darah yang diadakan di kelurahan, dibatasi setiap hari dua kelurahan, maksimum 50 orang dulu. Hari ini hari pertama, lumayan antusias, ternyata lebih 50 orang yang datang," ungkap dia.

Meski saat ini, beberapa rumah sakit telah mengeluarkan imbauan untuk menunda operasi yang dianggap tidak perlu. Namun ada sejumlah kasus atau penyakit yang tetap memerlukan transfusi darah secara rutin.

"Seperti thalesemina, cuci darah, kanker darah, kemoterapi, apalagi ibu melahirkan. Jadi kebutuhannya sekitar 500 sampai 600 kantong. Jadi tetap jauh yang saat ini 200 kantong," kata dia.

Petugas menyimpan stok darah di kantor PMI DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020). Dampak meluasnya Virus Corona COVID-19, stok darah di PMI Jakarta menurun 60 - 70 persen hingga membuat pihak rumah sakit membuka donor darah atau mengirim pendonor ke PMI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Untuk menyiasati kebutuhan masyarakat yang jauh di atas jumlah kantong tersedia, PMI DKI Jakarta pun menerapkan kebijakan yang sangat berat di hati. Yaitu pasien yang sudah berkategori emergensi, mendapatkan satu kantong darah.

"Kita terpaksa, mohon maaf sekali. Keluarga pasien yang emergensi, kita utamakan minimal mendapatkan satu kantong. Kalau tidak terlalu emergensi, kami harapkan ada donor dari keluarga yang diusahakan sendiri," ujar dia.

Ni Ken menegaskan, kondisi ini sebenarnya tidak baik. Sebab pendonor yang dibawa keluarga itu belum terekam riwayat kesehatannya seperti layaknya pendonor yang melakukannya sukarela. "Itu sudah ada riwayatnya," ucap dia.

Karena itu, ia mengimbau para pendonor darah agar datang mendonorkan darahnya. Untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pendonor pada saat pandemi ini, Ni Ken mengungkapkan PMI DKI Jakarta telah memberlakukan protokol donor darah. Aturan ini juga mengacu pada social atau pshycal distancing yang telah diterapkan oleh pemerintah.

Petugas membersihkan tempat donor darah dengan cairan disinfektan di PMI DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020). PMI DKI Jakarta memberlakukan disiplin saling menjaga jarak atau social distancing agar kegiatan donor darah tetap aman dan terhindar dari penularan COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Ada protokol baru. Kita mengikuti aturan social atau phsycal distancing. Jadi sekarang, sebelum masuk gedung, pendonor diperiksa suhunya terlebih dahulu. Setelah itu, ada form assesment yang berisi delapan pertanyaan, seperti apakah pernah ke daerah pandemi, pernah kontak dengan yang terinfeksi atau tidak.

Kalau tidak berisiko, dia isi formulir donor, dan ikuti alur donor darah biasa. Kemudian juga pemberian masker setiap pendoror, setelah pulang, ditekankan lagi kalau pendonor sakit, tolong diinformasikan," terang dia.

Selain itu, alat-alat yang digunakan juga dijamin steril dari virus. Segala sesuatunya telah dibersihkan dengan standar kesehatan maksimal.

"Pembersihan alat, rutin setiap antar pendonor pasti kami bersihkan lagi, didisinfektan lagi, tempat tidur, peralatannya. Kalau ruangan, kami semprot setiap paginya," ucap dia.

Masyarakat yang biasa aktif mendonorkan darahnya diharapkan tetap melakukan kegiatan mulia ini. Saat ini, donor darah tak hanya dapat dilakukan di kantor PMI Pusat, juga di sejumlah cabangnya. Yaitu di belakang Pejaten Village Jakarta Selatan, di Jalan Perdana 12 Jakarta Barat, dan di I Gusti Ngurah Rai Jakarta Timur.

"Tolong luangkan waktu ke luar rumah. Silakan ke PMI cabang kami, buka dari jam 8.00 pagi sampai 20.00 malam. Donor darah aman, kami sudah menerapkan aturan baru sesuai situasi pencegahan Covid-19," demikian Ni Ken menjelaskan.

 

 

3 dari 3 halaman

Daerah Minus Stok Darah

Selain di DKI Jakarta, PMI Tangerang juga merasakan imbas dari keganasan pandemi penyakit yang dipicu virus corona atau Covid-19. Jumlah orang yang biasa mendonorkan darahnya menukik drastis hingga 60-70 persen. Akibatnya stok darah di PMI Kota Tangerang pun mulai menipis.

Meski demikian, Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang, Ade Kurniawan memastikan, walau menipis, stok darah tersebut masih ada sampai saat ini.

"Sangat menurun, hampir 60-70 persen. Banyak pendonor yang meng-cancel kegiatan donornya di instansi atau perusahaan. Di mal juga sepi, ada beberapa juga mal operasionalnya tutup," tutur Ade, Sabtu 28 April 2020.

Dia juga menjelaskan, biasanya dalam hitungan per hari masuk di angka 350 pendonor. Namun, semenjak wabah corona mencapai seratus pendonor saja. Padahal, stok darah tersebut juga diperuntukan pada saat Ramadan dan juga pasca Idul Fitri yang sering kali sepi pendonor.

Akibat wabah virus Corona atau Covid-19, pendonor darah di Kota Tangerang menurun drastis hingga 60 sampai 70 persen. Akibatnya, stok darah di PMI Kota Tangerang menipis.

"Kita terhambat akhirnya. Awalnya kita menargetkan 20.000 darah untuk Bulan Suci Ramadan dan pasca Hari Raya Idul Fitri. Ini kita juga saat ini tetap gencar mengajak warga untuk mendonor, kita door to door, kita jemput bola saat wabah ini," ujarnya.

Saat ini, PMI Kota Tangerang menerapkan status motivasi donor. Jadi kata Ade, untuk pasien yang membutuhkan darah, harus membawa pendonor. Hal itu untuk menutupi stok darah yang ada.

Ade juga mengimbau kepada warga Kota Tangerang, bahwa Covid-19 tidak berpengaruh kepada donor darah. Sebab, penularan virus yang bermula dari Kota Wuhan, China itu tidak melalui darah.

"Jadi banyak pasien, saudara kita yang membutuhkan darah. Karena tak hanya Covid-19 saja, disitu ada DBD (demam berdarah dengue), pendarahan saat ibu melahirkan, khususnya untuk penderita thalasemia, karena thalasemia membutuhkan darah dua minggu sekali," katanya.

Tak hanya di Tangerang, PMI Jawa Timur juga meminta pemerintah mengantisipasi potensi kurangnya stok darah. Bahkan stok yang tersimpan kini tinggal separuh dari jumlah yang dibutuhkan.

"50 persen ini kita harus antisipasi," ujar Ketua Dewan Kehormatan Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur, dr Harsono, Selasa (17/3/2020).

Kebijakan pembatasan sosial itu dikhawatirkan Harsono. Ia menuturkan, kebijakan social distancing itu dapat menyebabkan jumlah pendonor darah menipis. "Karena ada imbauan dari pemerintah untuk social distancing ini, akhirnya yang mendonor ini, enggak jadi. Jadi seperti tadi dari PMI Surabaya, Sidoarjo, Kota Malang, itu hampir semua turun 50 persen,” ujar Harsono.

Ia memastikan, stok darah hingga saat ini masih terbilang cukup. Oleh karena itu, perlu antisipasi jika ada peristiwa seperti gejala DBD. PMI Jatim pun akan membuat satgas untuk mencari solusi.

"Ini kami membentuk satgas yang akhirnya mencari alternatif. Supaya tidak kumpul orang, kita yang datang. Yang donor itu semuanya mau,” tutur dia.

Ia menuturkan, bisa saja nanti minta ke rumah sakit untuk menyiapkan pendonornya. "Kita harus aktif pendonor atau kalau ada rumah sakit, kita yang minta pendonor, rumah sakit yang menyiapkan,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.