Sukses

Hadapi Corona, Bupati Banyuwangi Minta Para Guru Bantu PKL Sekitar Sekolah

Dalam situasi saat ini, tingkat kerentanan sangat tinggi, sehingga mereka butuh semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi.

Liputan6.com, Jakarta Kepala sekolah dan para guru berstatus aparatur sipil negara (ASN) diminta bergotong-royong, untuk membantu warga yang terdampak secara ekonomi akibat mewabahnya virus corona (Covid-19). Hal itu ditegaskan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam koordinasinya yang dilakukan online bersama kepala SD, SMP, dan SMA/SMK secara bergelombang.

"Saat ini, lebih dari 200 ribu pelajar Banyuwangi belajar di rumah. Ini tentu berdampak pada perputaran ekonomi warga, mulai pengemudi becak, ojek, penjual makan-minum, dan sebagainya yang terkait dengan lingkungan sekitar sekolah. Pendapatan mereka berkurang, padahal sebagian di antara mereka memang bekerja untuk makan hari ini atau besok," ujar Anas.

Dalam situasi seperti saat ini, lanjut Anas, tingkat kerentanan mereka sangat tinggi, mengingat tidak masuk skema bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah. "Sehingga mereka butuh semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi."

Untuk itu, Anas melibatkan kepala sekolah dan guru ASN untuk mendata warga terdampak di lingkungan sekolahnya masing-masing.

"Jadi sekolah kami tugasi untuk menghimpun data per sekolah. Siapa yang terdampak di sekitarnya, dan langsung bisa dieksekusi. Saya harapkan jaring pengaman ini dalam bentuk in-natura alias barang, yaitu paket sembako," ujarnya.

Dalam menyalurkan jaring pengaman sosial tersebut, kata Anas, sekolah berkoordinasi dengan camat, kepala desa/lurah setempat untuk mendapatkan data valid.

"Juga agar tidak tumpang tindih. Warga yang sudah menerima Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan nontunai, dan jaring pengaman dari pemerintah daerah, tidak perlu diberi lagi," ujarnya.

Program gotong royong ini dilakukan mulai saat ini hingga beberapa bulan ke depan sembari melihat perkembangan. Total sekolah yang dilibatkan sekitar 500 lembaga. Jika tiap sekolah membantu 20 warga terdampak, maka gotong royong ini menjangkau 10 ribu warga.

"Itu baru dari sekolah. Belum lagi dari lembaga zakat. Belum lagi dari APBD yang dalam 2-3 hari ini kita selesaikan perhitungannya. Juga dari sumber gotong royong lainnya."

Plt Kepala Dinas Pendidikan Suratno menambahkan, sekolah sangat antusias dengan ajakan gotong royong itu. "Ada yang mengumpulkan beberapa kuintal beras, ratusan kilogram telur, dan sebagainya. Sembari pendataan jalan, itu langsung disalurkan ke warga terdampak," katanya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini