Sukses

Kapolda Papua Sebut Korban Tewas Ditembak KKB WNA Selandia Baru

Aksi penembakan yang diduga dilakukan KKB Papua pimpinan Joni Botak ini menyebabkan dua orang karyawan terluka.

Liputan6.com, Jakarta Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyatakan korban tewas akibat aksi penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) merupakan warga negara Selandia Baru.

Warga negara asing (WNA) tersebut bernama Graeme Thomas Weal. Pria kelahiran 3 Februari 1963 itu tewas akibat terkena tembak pada dada kiri, tembus ke bagian belakang di kawasan perkantoran Kuala Kencana, Provinsi Papua, Senin, 30 Maret 2020. 

"KKB melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB 1 Kuala Kencana. 1 orang meninggal WNA asal Selandia Baru," ujar Paulus melalui keterangan tertulis, Selasa (31/3/2020).

Aksi penembakan yang diduga dilakukan KKB pimpinan Joni Botak ini menyebabkan dua orang karyawan terluka. Jibril Bahar pria asal Sulawesi mengalami luka tembakan di bagian perut kanan dan paha bagian kanan.

Kemudian, Ucok Simanungkalit mengalami luka pada siku kanan dan punggung belakang karena luka serpihan peluru. Sedangkan empat karyawan lainnya mengalami trauma.

"Personel Ops Nemangkawi, Polres Mimika, dan anggota Gegana Den B Pelopor sedang melakukan pengejaran terhadap para pelaku," kata dia. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teroris Kelas Dunia

Sementara itu, Komnas HAM untuk Papua, Frits Ramadey mengecam aksi penyerangan yang dilakukan KKB disaat Indonesia khususnya Papua dilanda wabah Covid-19. Bahkan Frits mengatakan KKB layak disebut teroris kelas dunia.

"Karena aksinya sama persis dengan teroris yang menjadi musuh dunia. Mereka beraksi tanpa mempedulikan dunia yang sedang mengalami musibah. Selayaknya pemerintah menyebut KKB ini sebagai teroris kelas dunia," kata dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.