Sukses

Hadapi Social Distancing, Bupati Anas Pakai Skema Jaring Ekonomi Bagi Warga Berpendapatan Harian

Ya, Anas memikirkan pemasukan yang dialami bagi masyarakat berpendapatan harian. Maka, Anak pun akan memberikan...

 

Liputan6.com, Jakarta Seiring diberlakukannya social distancing untuk pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyalurkan jaring pengaman ekonomi. Ini terutama bagi warga dengan pekerjaan yang mengandalkan pendapatan harian. 

Program tersebut dimulai pada Rabu (18/3) Kecamatan Rogojampi dan kembali digeber pada Kamis (19/3) untuk warga di Kecamatan Wongsorejo

"Seperti kita ketahui bersama, social distancing, work from home, membatasi keluar rumah, pengalihan belajar ke rumah untuk ratusan ribu pelajar, itu pasti berdampak ke warga yang mengandalkan pendapatan harian, yaitu mereka yang bekerja untuk makan hari ini," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai menyalurkan paket jaring pengaman ekonomi di Kecamatan Wongsorejo.

Anas mengatakan, kelompok warga yang terdampak itu antara lain pengemudi becak, PKL skala mikro, penjual makanan skala mikro di sekitar sekolah, dan sebagainya. Pendapatan mereka berpotensi merosot. Di sisi lain, rata-rata mereka belum masuk dalam skema program sosial pemerintah pusat maupun daerah karena dinilai masih produktif secara ekonomi.

"Seperti bapak-bapak pengemudi becak yang kehilangan penumpang karena orang tidak keluar rumah, anak sekolah belajar di rumah. Juga PKL-PKL yang benar-benar skala mikro, pendapatan mereka turun," papar Anas. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Skema Jaringan Pengaman Ekonomi Versi Anas

Anas mengatakan, dalam situasi seperti saat ini, tingkat kerentanan para pencari pendapatan harian justru sangat tinggi mengingat tidak masuk skema bantuan sosial, dari pemerintah pusat maupun daerah. Anas menilai, mereka butuh semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi. 

Sejumlah skema jaring pengaman ekonomi yang sudah mulai dijalankan Banyuwangi antara lain pemberian paket sembako yang terdiri atas beras 10 kilogram, minyak goreng, dan tepung.

"Warga dengan pendapatan harian pasti pemasukannya merosot. Padahal mereka bekerja untuk makan hari ini. Paket sembako untuk kebutuhan beberapa hari secara berkala akan diberikan," ujarnya.

Anas juga mengajak BUMN dan swasta bergotong royong ikut melakukan langkah serupa. "Dengan menghitung kemampuan fiskal daerah, Pemkab Banyuwangi akan membagi kelompok sasaran bergotong royong bersama swasta, BUMN, dan dana zakat," jelas Anas yang juga ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).

Pemkab Banyuwangi, sambung Anas, juga akan menggalang sejumlah warung rakyat untuk dibeli produknya dan disalurkan ke kelompok rentan. Jadi warung rakyat alias UMKM tetap bergerak, dan sekaligus produk yang disalurkan mampu menjadi bantalan bagi warga yang andalkan pendapatan harian.

"Semoga jaring pengaman ini sedikit membantu, dan semoga kondisi yang tak mudah ini segera kita lalui, warga selamat dan perlambatan ekonomi tak seberapa tajam," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pengemudi becak yang menerima jaring pengaman Setio, mengatakan, paket sembako tersebut sangat membantu. "Ini membantu sekali. Cukup untuk kebutuhan beberapa hari," jelasnya.

"Program ini bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," imbuh Suparmi, penjual buah potong.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini