Sukses

Top 3 News: Benarkah DBD Lebih Mengancam Ketimbang Corona?

Top 3 news hari ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) telah merenggut 104 orang. Angka tersebut dicatat Kementerian Kesehatan dari Januari sampai awal Maret 2020.

Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, selain virus Corona, kasus demam berdarah dengue (DBD) kini juga tengah menyita perhatian pemerintah. Bagaimana tidak, hingga Maret 2020 ini tercatat sudah ada 104 orang meninggal akibat DBD.

Dari jumlah tersebut, dilaporkan tingkat kematian terbanyak akibat gigtan nyamuk aedes aegypti ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu 32 orang. Lalu diikuti wilayah Jawa Barat dan Timur, masing-masing dengan jumlah kematian 15 dan 13 orang. 

Melihat kondisi ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bahkan menyatakan, bahwa yang paling mengancam jiwa masyarakat Indonesia saat ini adalah DBD.

Berita virus Corona, hingga kini masih terus menyita perhatian publik Tanah Air. Tak hanya sekedar berita duka, sejumlah pasien yang awalnya terjangkit virus ini, kini telah dinyatakan sembuh.

Salah satunya adalah anak buah kapal (ABK) Diamond Princess yang menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.

Meski dinyatakan sembuh, pasien ini masih enggan untuk kembali kepada keluarganya dan memilih untuk menunggu teman-temannya yang hingga kini tengah menjalani observasi.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Rabu, 11 Maret 2020:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Bukan Corona, Justru DBD yang Mengancam Indonesia?

Belum selesai melawan virus corona atau Covid-19, kini pemerintah Indonesia juga tengah berjibaku melawan penyakit Demam Berdarah atau DBD.

Dalam rentang tiga bulan ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) telah merenggut 104 orang. Angka tersebut dicatat Kementerian Kesehatan dari Januari sampai awal Maret 2020.

Sementara, jumlah kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 16.099 di periode yang sama. Laporan kasus yang masuk dari 28 provinsi, dengan 370 kabupaten/kota yang terjangkit. Jumlah kasus DBD pun diperkirakan akan terus meningkat.

Empat provinsi yang melaporkan kasus DBD tertinggi, yakni Nusa Tenggara Timur (2.711), Lampung (1.837), Jawa Timur (1.761), dan Jawa Barat (1.420).

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Sudah Sembuh dari Corona, Pasien Kasus 6 Belum Mau Pulang

Pasien positif virus corona (Covid-19) yang merupakan salah satu kru kapal Diamond Princess sudah dinyatakan sembuh. Meski begitu, pasien belum mau pulang meski telah diizinkan oleh pihak rumah sakit.

Pasien yang teridentifikasi sebagai kasus nomor 6 ini tak mau pulang lantaran masih menunggu teman-temannya rampung menjalani masa observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Total ada 68 kru Diamond Princess yang diobservasi disana.

Pasien kasus 6 itu mengaku khawatir akan ditanya oleh para kerabat terkait kondisi kru kapal lainnya sehingga memilih menunggu teman-temannya menyelesaikan masa observasi terkait corona.

Sebelumnya, ada 69 WNI dievakuasi menggunakan pesawat oleh pemerintah Indonesia dan menjalani observasi 28 hari di Pulau Sebaru.

Di tengah-tengah masa karantina, satu WNI dinyatakan positif terinfeksi corona yang kemudian menjadi pasien kasus 6.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Mahfud Md: Tidak Boleh Sejengkal Tanah Indonesia Lepas

Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, wilayah perbatasan menjadi daerah terdepan yang harus dipertahankan oleh Indonesia. Hal ini disampaikannya saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengamanan Perbatasan Negara.

"Prinsipnya, tidak boleh ada sejengkal tanah pun atau sebagian sekecil apapun dari wilayah ini yang lepas dari kedaulatan Republik Indonesia. Itu harus dilakukan dengan segala cara," kata Mahfud Md di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020 kemarin.

Menurut dia, masih ada beberapa persoalan perbatasan yang belum terselesaikan dan harus diselesaikan.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.