Sukses

Semarang Pegang Predikat Pembangunan Manusia 4 Tahun Berturut-turut

Semarang unggul dari kota besar di Jawa Tengah, hingga Bandung, Surabaya, Makassar.

 

Liputan6.com, Jakarta Dari tahun ke tahun (2016-2018), Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang meningkat bahkan unggul dibanding kota besar di Jawa Tengah, dan provinsi lainnya. Tahun berikutnya atau pada 2019, Kota Semarang mempertahankan tren positif pembangunan manusia.

Dikutip rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang pada 2018 sebesar 82,72 meningkat menjadi 83,19 di 2019. Dengan capaian angka tersebut, Semarang yang merupakan bagian dari Jawa Tengah menjadi daerah dengan pembangunan manusia terbaik, dibanding 34 Kota/Kabupaten lainnya.

Predikat yang berhasil dipertahankan Semarang selama empat tahun berturut-turut, setelah sebelumnya dipegang Salatiga. IPM Kota Semarang juga lebih tinggi dibanding Kota Bandung sebesar 81,62 di 2019. Dibandingkan Kota Makassar dengan IPM 82,25 pada 2019, Kota Semarang masih menjadi yang teratas dalam pembangunan manusia.

Bahkan jika Kota Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah tersebut dikomparasi dengan IPM Ibu Kota Jawa Timur, Kota Surabaya dengan capaian 82,22 di 2019, Kota Semarang pun masih unggul.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sinergi antar Pihak

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyakini, terjaganya tren positif pembangunan manusia di kota yang dipimpinnya merupakan hasil dari sinergitas yang terbangun antar seluruh pihak. Pasalnya dia mengungkapkan adanya sinergi yang kuat, program yang diinisiasi pemerintah dapat dirasakan maksimal manfaatnya.

"Pembangunan manusia tidak dapat dilakukan sepihak oleh pemerintah saja, kalau proyek fisik mungkin masih bisa pemerintah yang langsung bangun untuk kelihatan hasilnya, tapi kalau pembangunan manusia ini semua pihak harus terlibat," terang Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu.

"Jadi ini adalah representasi pola pembangunan bergerak bersama yang berjalan. Percuma juga kalau kita punya program fasilitas publik dari lahir sampai meninggal, tapi masyarakat tidak pro aktif memanfaatkan," tegasnya.

Sekadar informasi, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan, dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat atau penduduk. Pengukurannya dilihat dari umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.