Sukses

Sewa Pesawat ke Amerika Serikat, Jokowi Akan Bertemu Donald Trump

Pertemuan Jokowi dengan Donald Trump rencananya digelar setelah gelaran ASEAN-US Special Summit.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyewa pesawat dari Garuda Indonesia tipe 777-300ER untuk kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat, pada Maret 2020.

Selain menghadiri ASEAN-US Special Summit 2020, Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump.

"Pak Presiden akan menghadiri ASEAN-US Special Summit di Amerika sekaligus Pak Presiden akan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (28/2/2020).

"Rencananya iya (bertemu Donald Trump)," sambungnya.

Pertemuan Jokowi dengan Donald Trump rencananya digelar setelah gelaran ASEAN-US Special Summit. Terkait hal apa saja yang akan dibahas kedua pemimpin negara itu, Pramono tak mau mengungkapkannya.

"Tanya Bu Menlu (Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi)," ucap dia.

Dia memastikan bahwa kunjungan Jokowi masih aman dari wabah virus corona yang kini meluas ke sejumlah negara. Pramono meyakini Amerika Serikat sudah mengantisipasinya.

"Undangan ini kan di negara bagian yang tidak ada corona-nya. Dan Amerika kan hal seperti itu udah dipersiapkan dengan matang. InsyaAllah Aman," jelas Pramono.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Sewa Pesawat

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan bahwa pihaknya menyewa pesawat Garuda Indonesia untuk kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Amerika Serikat.

Dia menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar apabila ke Amerika Serikat menggunakan pesawat kepresidenan Boeing Bussiness Jet (BBJ) 2 tipe 737-800.

Selain boros bahan bakar, berpergian ke Amerika dengan pesawat kepresidenan juga tak efisen sebab harus transit sebanyak tiga kali. Sementara, apabila menyewa pesawat Garuda itu hanya perlu transit satu kali saja.

"Setiap transit harus mengisi bahan bakar dan dihitung biayanya akhirnya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan pesawat (kepresidenan) yang selama ini digunakan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.