Sukses

Tak Lagi Sejalan, PKS Tetap Anggap Gerindra Teman

Riyono mengatakan, hubungan PKS dengan Gerindra masih berjalan dengan baik. Namun bila dikaitkan dengan Pemilihan Presiden 2019 lalu, kerja sama antara PKS dengan Gerindra telah usai.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan sudah tidak lagi sejalan dengan rekan koalisinya Gerindra. Ini terjadi setelah Prabowo Subianto memutuskan masuk dalam jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf sebagai menteri pertahanan usai kalah Pilpres 2019.

Kendati sudah berseberangan, Ketua DPP PKS Pekerja Petani dan Nelayan Riyono menegaskan, partainya  tidak menganggap Partai Gerindra sebagai ancaman untuk PKS.

"Iya demokrasi biasalah, kadang-kadang kita kerja sama kadang kita di satu sisi berbeda itu biasa, itu tidak ada masalah. Tetap kawan, kami dengan partai PDIP tetap kawan, kami dengan semua partai tetap kawan," kata Riyono, di Diskusi 'RUU Omnibus Law Cipta Kerja' di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020).

Riyono mengatakan, hubungan PKS dengan Gerindra masih berjalan dengan baik. Namun bila dikaitkan dengan Pemilihan Presiden 2019 lalu, kerja sama antara PKS dengan Gerindra telah usai.

"Tetap normal saja, ada waktunya kerja sama ada waktunya berbeda, tapi kalau dalam konteksnya Pilpres memang sudah selesai," lanjutnya.

Sebelumnya, PKS kecewa dengan keputusan mantan Danjen Kopassus itu bergabung dengan pemerintah, setelah PKS habis-habisan mendukungnya sebagai Capres di dua Pemilu.

"Secara umum akhirnya memang setelah Pak Prabowo bergabung ke koalisinya Pak Jokowi dan Pak Prabowo menyatakan silakan partai koalisi saya untuk menentukan pilihan masing-masing itu sudah selesai urusan koalisi. Saat itu sudah selesai," kata anggota Fraksi PKS DPRD DKI, Dani Anwar saat berbincang dengan merdeka.com di DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2/2020).

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dekati Nasdem

PKS justru ingin pindah ke lain hati. Dia memilih mendekati Nasdem, yang hubungannya tak terlalu baik dengan koalisi Jokowi, sebagai tempat peraduan. Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketum NasDem Surya Paloh sudah beberapa kali melakukan pertemuan.

Pertemuan itu bahkan sempat menjadi perbincangan publik. Mengundang reaksi Joko Widodo (Jokowi). Tapi Paloh menyatakan tetap setia dengan pemerintah. Setidaknya dua kali pertemuan Paloh dan Sohibul yang tampak di media. Pertama di DPP NasDem pada 30 Oktober 2019. Kemudian berbalas 29 Januari 2020 di DPP PKS.

"Faktanya kan Pak Surya Paloh juga kan mainnya cantik jadi kita juga enggak merasa sendirian," terang Dani.

 

Reporter: Tri Yuniwati Lestari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.