Sukses

AHY dan Ibas Calon Kuat Ketum Demokrat, Marzuki Alie: Tak Ada Calon Lain?

Marzuki mengaku kaget dengan kabar AHY dan Ibas menjadi calon kuat ketua umum Demokrat.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat bakal menggelar Kongres yang diprediksi berlangsung pada Mei 2020 mendatang. Dua putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut dua calon kuat pengganti SBY sebagai ketua umum Demokrat.

Mantan petinggi Demokrat, Marzuki Alie tampak malas mengomentari geliat internal Demokrat jelang Kongres. Dia pernah maju di Kongres Demokrat, namun kalah dengan Anas Urbaningrum.

"Saya enggak ngerti peta sekarang. Partai Demokrat sudah jadi partai keluarga," ujar Marzuki, mantan Ketua DPR saat dihubungi merdeka.com, Rabu (19/2/2020).

Marzuki sudah tak lagi berkiprah di Demokrat semenjak lengser dari Ketua DPR periode 2009-2014. Dia pun mengaku kaget dengan kabar AHY dan Ibas menjadi calon kuat ketua umum Demokrat.

"Keduanya (AHY dan Ibas)? Apa tidak ada calon lain?" singkat dia.

Salah satu pendiri Demokrat, Ahmad Mubarok menilai, AHY dan Ibas memiliki kelebihan, kelemahan, peluang dan potensi sendiri untuk menggantikan SBY. Kekurangan AHY hanya minim pengalaman politik, tapi berbakat menjadi pemimpin. Sementara Ibas, unggul pengalaman di dunia politik.

"Kalau AHY punya bakat. Cuma pengalaman kurang, pengalaman politik. Dua-duanya punya kelebihan berbeda. Kecerdasan AHY, tapi Ibas lapangan. Pengalaman Ibas di DPR," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Menutup Kandidat Lain

Bursa caketum Demokrat, kata Mubarok, tidak tertutup peluang munculnya 'kuda hitam' di luar nama AHY dan Ibas. Menurut dia, ada kader Demokrat yang sudah bisik-bisik memberitahukan dan berkonsultasi dengannya untuk maju menjadi caketum.

Mubarok menuturkan, si calon ini tahu bahwa maju Kongres Demokrat butuh modal besar. Selain dukungan, salah satunya uang.

Calon ini, kata dia, berkantong tipis. Modalnya hanya idealisme yang tinggi untuk membesarkan partai. Sayang Mubarok enggan membeberkan identitas kader tersebut.

Selain modal besar, dia menyebut banyak tidaknya kader maju caketum juga tergantung suasana dan dinamika politik nasional. Dia beranggapan nuansa politik terkini yang sedang lesu membuat kader Demokrat kurang berminat maju di Kongres.

"Mereka baru bisik-bisik saja. Belum terbuka. Kubu ada beberapa, orangnya konsultasi ke saya. Biasanya calon-calon muncul setengah bulan sebelum kongres," jelas dia.

 

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.