Sukses

Radioaktif yang Ditemukan di Permukiman Bukan karena Kebocoran di BATAN

BAPETEN menduga ada yang membuang barang mengandung radioaktif tersebut ke tanah kosong yang ada di perumahan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) memastikan temuan serpihan radioaktif di sebidang tanah di RT 17/04 Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan, bukan berasal dari kebocoran fasilitas milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Ini mengingat BATAN yang berada di kawasan Puspiptek dengan perumahan Batan Indah hanya berjarak sekitar 1 kilometer.

"Ada beberapa isu yang berkembang, kalau zat radioaktif ini muncul akibat adanya kebocoran reaktor. Dan di sini kita tegaskan, tidak ada kebocoran," kata Kepala Biro Hukum Kerja Sama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, soal radioaktif di permukiman di Tangsel, Sabtu (15/2/2020).

Menurut dia, serpihan yang mengandung cesium-137 ini tidak berada di tempat yang seharusnya diletakkan. Dia menduga ada yang membuang barang tersebut ke tanah kosong yang ada di perumahan itu.

"Yang jelas barang itu enggak mungkin ke sini sendiri. Kemungkinan ada yang buang atau ada yang taruh, dan ini perlu kita pastikan barang itu, untuk mencari tahu dan mengetahui barang itu produksi mana, dan pekerja mana yang melakukannya," ujar Indra.

Pihaknya beserta beberapa pihak terkait pun terus melakukan pembersihan pada lokasi ditemukannya serpihan dengan jenis radioaktif yang diketahui adalah Cs-137 atau Cesium-137 itu. Pihaknya juga memberikan garis batas aman agar masyarakat tidak mendekati lokasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Perlu Evakuasi Warga

Humas BATAN, Purnomo, mengatakan bila dampak dari ditemukannya serpihan mengandung radioaktif, tidaklah perlu dikhawatirkan. Apalagi sampai harus mengevakuasi warga di Perumahan Batan Indah.

"Tidak, tidak perlu sampai seperti itu. Ini kan hanya penemuan serpihan yang jumlahnya tidak mengkhawatirkan. Berbeda dari di Jepang, yang harus mengevakuasi warganya karena ledakan pembakit tenaga nuklir, beda kasus," kata Purnomo.

Dia pun mengaku, paparan radiasi juga semakin menurun dan tidak berpengaruh pada air tanah yang biasa dikonsumsi warga. Sehingga masih dinyatakan aman untuk ditinggali. (Pramita Tristiawati)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.