Sukses

Bertemu Wapres Ma'ruf, Rektor UI Beberkan Konsep Keseimbangan Kota dan Desa

Rektor UI mengatakan, kalau sektor perkotaan dibiarkan terus maju lama-lama akan menggerus pedesaan, sehingga bahayanya nanti desa jadi seperti kota, yaitu lahan hijau bakal hilang.

Liputan6.com, Jakarta - Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyambangi Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin. Dalam kunjungannya, Ari mengaku banyak berbicara soal konsep keseimbangan antara kota dan desa.

"Konsep keseimbangan antara perkotaan dan pedesaan. Kalau sektor perkotaan itu dibiarkan terus maju lama-lama akan menggerus pedesaannya, sehingga bahayanya nanti desa jadi seperti kota, lahan hijau hilang," kata Ari Kuncoro di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Sebab itu, Ari menyatakan, desa perlu diberdayakan. Di antara yang telah dilakukan pihaknya adalah dengan menggunakan pendekatan sufficiency economics yang berarti hidup yang berkecukupan tapi tidak berlebih-lebihan dan menghormati lingkungan.

"Kita melihat bahwa salah satu yang bisa digunakan untuk melakukan pemberdayaan pada pedesaan sekaligus juga sekaligus juga ke arah ekonomi itu adalah pesantren," jelas Ari.

Ari beralasan, pesantren mengajarkan hampir semua keahlian. Tidak hanya pertanian namun juga ada ide-ide baru terutama teknologi yang melihat kehidupan di desa itu dengan kecukupan sandang dan pangan dan juga filosofi moderasi.

"Ada moderasi dan mandiri, dan satu lagi adalah ada kewajaran, itu membuat yang ada di desa itu melihat kami sebagai pendamping dari perkotaan," beber Ari Kuncoro.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsep Diakui Dunia

 

Terakhir, Ari menambahkan konsep yang dipaparkannya telah nyata di dunia dan sudah diterapkan di negara berkembang seperti Thailand.

Karena itu, Ia barharap konsep yang dengungnya telah dirasakan di seluruh dunia ini mampu mengejar tidak semata materi yang merenggut lahan hijau pedesaan, tetapi juga melestarikan desa dan menjauhkannya dari dampak kerusakan lingkungan.

"Ekonomi sufficiency jadi hidup itu tidak usah ngoyo yang penting adalah happiness keseimbangan antara materi dan spiritual dan penghormatan kepada lingkungan kita," Ari menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.