Sukses

Bareskrim Polri Bentuk Tim Khusus Tangani Dugaan Korupsi Asabri

Polri kini masih menunggu hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan terkait Asabri.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adisaputra mengatakan bahwa Bareskrim Polri membentuk tim khusus untuk melakukan verifikasi terhadap dugaan praktik korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RI (Asabri) Persero.

"Sebagaimana perintah Bapak Kapolri, Bareskrim telah membentuk tim khusus untuk melakukan rangkaian verifikasi," kata Kombes Asep di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Ia juga menjelaskan bahwa Polri kini masih menunggu hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan terkait Asabri.

"Saat ini Polri masih menunggu hasil audit resmi dari BPK," katanya seperti dikutip dari Antara.

Isu adanya dugaan korupsi di PT Asabri muncul setelah Menko Polhukam Mahfud MD menyebut ada dugaan korupsi di Asabri senilai Rp 10 triliun.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PPATK Mulai Telusuri Aliran Dana Asabri

Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin mengatakan pihaknya sudah mendapatkan permintaan untuk menelusuri aliran dana terkait dugaan korupsi di PT Asabri. Diketahui perusahaan asuransi tersebut mengalami penurunan aset sekitar Rp 17,6 triliun.

"Belum-belum. Jadi memang ada permintaan tapi belum selesai ya untuk kasusnya Asabri," kata Kiagus di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2020).

Namun, kata Kiagus, PPATK belum dapat mengungkap hasilnya, sebab hingga saat ini timnya sedang menelusuri.

"Belum-belum. Kasus Asabri belum selesai," ucap Kiagus.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membentuk tim investigasi untuk menelusuri kasus tersebut.

"Asabri sudah kami bentuk tim investigasi," ujar Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Dari laporan ditemukan bahwa perusahaan asuransi tersebut mengalami penurunan aset Rp 17,6 triliun dalam satu tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.