Sukses

HEADLINE: Semarak Imlek 2020, Rajut Persatuan dan Toleransi

Perayaan Imlek turut dirasakan seluruh warga DKI Jakarta dari berbagai latar belakang dan agama.

Liputan6.com, Jakarta - Wihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan, Taman Sari, Glodok, Jakarta Barat semarak jelang Imlek atau Tahun Baru China 2571.

Ornamen khas Imlek seperti lampion, lilin dan patung dewa-dewi terpasang rapi hingga wihara tersebut tampak semarak. Semua merah. Warna yang mewakili kegembiraan sekaligus pengharapan bahwa kesedihan dan kegelapan akan sirna berganti kebahagiaan.

Ratusan lampion cantik bergantungan di langit-langit. Lampion dan lilin oleh umat sejatinya dimaknai sebagai simbol cahaya untuk menerangi tahun-tahun yang akan dilalui ke depannya.

Menjelang malam, Wihara Dharma Bhakti mulai ramai dikunjungi umat yang ingin berdoa, meskipun sempat banjir. Mereka datang bersama keluarga, maupun pasangan.

Umat yang datang beribadah terlihat membawa dupa, lilin, bunga sedap malam dan bunga mawar.

"Kalau bunga terserah siapa yang mau bawa, tapi yang seringnya itu wanita, karena ibunya (Dewi Kwan Im) kan wanita, jadi untuk menghormati," kata Relawan Sosial Wihara Dharma Bakti, Susilo kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Wihara Dharma Bhakti ramai dikunjungi umat yang ingin berdoa (Liputan6/Winda Nelfira)

Ibadah utama dimulai dari klenteng yang berada di luar wihara. Umat menghidupkan lilin yang nantinya digunakan untuk membakar dupa lalu berdoa.

Umat yang hendak beribadah dapat memperoleh io dan minyak sayur yang digunakan untuk beribadah di Klenteng Petak Sembilan dengan membayar sekadarnya kepada petugas.

Mereka sembahyang kepada langit dan bumi di klenteng utama, berterimakasih kepada Yang Maha Kuasa atas tahun-tahun yang sudah dilalui. Kemudian melanjutkan sembahyang kepada dewa dewi. Seperti dewi air, dewa tanah, dewa penolong, dewa rezeki dan banyak dewa lainnya untuk memohon keselamatan, diberikan keturunan, dan kesehatan.

"Saya mintanya keluarga diberkati, kerjaan saya lancar, keinginan saya juga bisa terwujud," kata Natasya salah satu umat yang berdoa di Wihara Dharma Bhakti.

Susilo menambahkan jika Shio tahun ini adalah tikus emas. Sebab itu, bagi umat Khonghucu yang lahir pada Shio tikus emas yang juga bertepatan dengan Imlek tahun ini, harus sembahyang Thai Swe (Dewa Cien Feng) dengan membawa tiga macam buah dan kue.

Pengemis musiman pun mulai menyerbu wihara demi mendapatkan derma. Banyak diantara mereka menginap di halaman tempat ibadah tersebut.

Pengemis musiman mulai menyerbu Wihara Dharma Bhakti demi mendapatkan derma. (Liputan6/Winda Nelfira)

Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili yang merupakan hari raya keagamaan Khonghucu dilaksanakan pada Sabtu, 25 Januari 2020.

Tema Imlek tahun ini adalah tentang kepemimpinan, yakni "Wibawa Kebajikan Menumbuhkan Takut Hormat. Gemilang Kebajikan Menumbuhkan Kecerahan".

Tema itu berbeda setiap tahunnya, untuk menyesuaian dengan keadaan serta kondisi yang terjadi setiap tahun.

"Tema selalu diambil dari ayat suci yang dianggap relevan dengan tahun bersangkutan. Tahun ini temanya tentang kepemimpinan," kata Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Ws Budi Santoso Tanuwibowo di Kantor Sekretariat, Jakarta Utara, Senin, 20 Januari 2020.

Semarak Imlek tak hanya terlihat di klenteng-klenteng. Perayaan budaya itu juga turut dirasakan seluruh warga DKI Jakarta dari berbagai latar belakang dan agama.

Dengan menggandeng sejumlah komunitas dan masyarakat, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan beragam atraksi agar suka cita Imlek bisa dirasakan di seluruh sudut Ibu Kota.

"Kami ingin selalu menjaga dan merawat kesetaraan, kebersamaan dan persaudaraan bagi seluruh warga masyarakat Jakarta," kata Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual DKI Jakarta Hendra Hidayat di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Kesenian tradisional Tiongkok dan Betawi membaur jadi satu pada Kamis hingga Jumat yaitu 23-24 Januari 2020. Atraksi barongsai dari Tiongkok dan pertunjukan gambang kromong dan tanjidor khas Betawi digelar di depan Hotel Grand Hyatt atau dekat Bundaran HI dan Taman Dukuh Atas.

Atraksi liang liong pun digelar di pedestrian di kawasan Bundaran HI. Banyak warga DKI yang menonton dan mengabadikan atraksi tersebut.

Kemudian pada saat Hari Raya Imlek, Sabtu 25 Januari 2020 pertunjukan barongsai dilaksanakan di Thamrin 10. Lalu berlanjut pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day, Minggu 26 Januari 2020.

Ornamen perayaan Imlek juga menghiasi Stasiun MRT Bundaran HI, Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun MRT Blok M, dan Stasiun MRT Lebak Bulus.

"Tanggal 3 Februari - 9 Februari 2020 juga ada Festival Peranakan (Bakmie Legendaris dan makanan khas Peranakan) di Thamrin 10," jelas Hendra.

Sementara, di Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan Kenari I, Margahayu, Kota Bekasi, Jawa Barat perayaan Imlek akan berlangsung sederhana.

Ketua Yayasan Pancaran Tridharma, Ronny Hermawan mengatakan, seluruh umat diimbau untuk merayakan Imlek dengan sederhana. Tidak ada kembang api dan berbagai kemeriahan.

"Karena kami prihatin banyak musibah, seperti kebanjiran, menimpa saudara-saudara kita baik yang merayakan Imlek dan tidak," ujar Ronny kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Malam ini, kata Ronny, seluruh umat berdoa untuk mengucapkan syukur dapat melewati tahun babi dengan baik. "Kita berharap ke depan bisa lebih baik lagi, terhindar dari musibah dan bencana," tandas Ronny.

Kemeriahan Tahun Baru, nantinya masih akan berlanjut di perayaan Cap Go Meh, terhitung 15 hari setelah Imlek. Dalam perayaan ini akan ada arak-arakan bernama Gotong Petekong, yang merupakan ritual ruwatan bumi yang sudah dilakukan turun temurun.

"Nah, setelah Tahun Baru Imlek, 15 hari kemudian ada lagi Cap Go Meh. Cap itu 10, go itu 5. Jadi penutupannya di tanggal 8 Februari. Jadi nanti patung-patung dewa ini ditandu dibawa keliling Kota Bekasi, sekitar 8 kilometer. Dari mulai jam 10 pagi sampai 1 siang," terangnya.

Ronny pun menaruh harapan agar di tahun tikus logam mendatang segala sesuatu bisa berjalan lebih baik dari sebelumnya, baik masyarakat maupun roda pemerintahan.

"Kita akan mengusung tema keragaman budaya akan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI. Mudah-mudahan di tahun tikus ada harapan yang lebih baik lagi ke depannya masyarakat lebih sejahtera dan sehat," imbuhnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rajut Persatuan dan Toleransi

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan, sebenarnya Imlek adalah hari raya seluruh umat beragama. Sebab, kata dia, Imlek adalah perayaan kebudayaan yang sudah lama menjadi budaya bangsa Indonesia.

"Nilai tolaransi terkandung dalam perayaan kebersamaan, semua terlibat dalam momen perayaan Imlek," kata Romo Benny kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Yayasan Pancaran Tridharma, Ronny Hermawan. Dia mengatakan, Imlek bukanlah hari raya agama tertentu. Sehingga siapapun dapat merayakan Imlek.

"Imlek itu tahun baru berdasarkan perhitungan bulan. Siapapun bisa merayakan Imlek, karena zaman dulu dibuat untuk kepentingan manusia, 2571 tahun lalu, sebelum ada kalender matahari, maka dibuatlah kalender yang menghitung perputaran bulan," ujar Ronny kepada Liputan6.com di Jakarta.

Ronny menambahkan, setiap perayaan Imlek dibarengi dengan panen raya sehingga masyarakat menggelar syukuran, berkumpul dan makan bersama.

"Jadi siapa yang merayakan Imlek? Ya umat di seluruh dunia," kata dia.

Perayaan Imlek boleh dilakukan di ruang publik, gereja bahkan masjid. Sebenarnya, kata dia, dengan merayakan Imlek bersama, dapat menunjukkan identitas budaya Indonesia.

"Karena bangsa Indonesia beragam suku, agama, ras, ini boleh dibilang identitas bangsa Indonesiua, kekuatan bangsa Indonesia, ini menunjukkan bangsa kita penuh toleransi. Siapapun boleh merayakan Imlek dan jauh lebih penting saling mengisi, perbedaan itu untuk saling melengkapi," kata Ronny.

Sementara, Putri Presiden Keempat RI Abudurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid meminta masyarakat mengedepankan persatuan saat perayaan tahun baru Imlek.

"Jadi dengan adanya perayaan Imlek, saya berharap bahwa kita semua makin mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, kita saling hormati satu sama lain," kata Yenny di Kantor Kemenko Polhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Yenny Wahid mengatakan, harus saling menghormati untuk mengekspresikan kebudayaan. Selain itu, kata dia, jangan saling menjelekkan.

"Yang paling penting adalah bahwa semua pihak merasa memiliki rumah besar yang namanya Indonesia," ucap Yenny.

Menurut Yenny, Indonesia memiliki beragam antara suku dan agama yang harus dihargai oleh semua elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia ingin masyarakat bisa merasakan kenyamanan melakukan ibadah di negaranya sendiri.

"Semua perlu untuk memiliki rasa memiliki, untuk memastikan bahwa rumah ini bisa tetap utuh berdiri," pungkas Yenny Wahid.

Ketua Umum Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Wirawan berharap dalam tahun tikus logam ini, diharapkan bangsa Indonesia semakin damai, sejahtera, dan makmur, serta aman.

"Apalagi mendekati pesta demokrasi Pilkada 2020," ujar Gunawan.

3 dari 3 halaman

Kesibukan Jelang Imlek

Kelenteng Kwan Sing Bio yang merupakan kelenteng terbesar di Asia Tenggara berlokasi di Jalan Martadinata 1, Karangsari, Tuban Kota pun sibuk mempersiapkan Imlek.

Kelenteng yang juga merupakan destinasi wisata ini mempunyai luas area mencapai 4 hektare dan dibangun pada abad ke-18.

"Serangkaian ritual menjelang tahun tikus logam ini diawali dengan memandikan patung Kwan Sing Tee Koen dan beberapa patung dewa yang lain. Ini rutin kami lakukan setiap saat menjelang Imlek," kata Ketua Umum Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Wirawa.

Gunawan menambahkan, saat hari H, Imlek akan digelar dengan ritual doa bersama dengan semua pengurus kelenteng yang dimulai pukul 00.00 WIB.

"Biasanya kalau umat doa di rumah masing-masing, hanya pengurus saja saat pergantian tahun," katanya.

Tak hanya kelenteng atau kuil yang ikut berbenah, patung dewa-dewi pun turut dibersihkan. Minggu, 19 Januari 2020, para rohaniwan maupun pengurus Wihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, juga turut memandikan patung dewa-dewi yang dipajang di dalam altar. Ritual ini disebut mandi rupang atau kimsin.

Patung yang dimandikan di antaranya Hok Tek Tjeng Sin, Kwan Im Po Sat, dan Kwan Seng Tek Kun, Tee Tjung Ong Pho, How Ciong Kun dan patung Kong Tek Tjun Ong. Patung-patung itu dianggap mereka sebagai dewa dan dewi berkedudukan tinggi.

Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, mulai bersih-bersih sambut Imlek. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Mulanya, satu persatu patung-patung dibersihkan dari debu. Kemudian dimasukkan ke tiga bak berisi air campur berbagai rupa kembang sebagai proses finishing ritual memandikan. Patung yang sudah dimandikan, kemudian dikeringkan di atas handuk bersih.

Sebelum melakukan ritual, umat Tridharma diwajibkan sembahyang dan menyucikan diri. Sebab, di dalam patung tersebut diyakini bersemayam roh dewa-dewi yang sangat suci.

Usai sibuk berbenah, hari ini, ribuan umat Konghucu akan beribadah di klenteng-klenteng untuk merayakan Imlek. Keluarga besar berkumpul dalam suka cita, makan bersama, dan tentu saja bagi-bagi angpao.

Selamat Tahun Baru China 2571. Gong Xi Fat Cai.

 

Winda Nelfira

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.