Sukses

Indonesia Dinilai Punya Komitmen Kuat untuk Riset dan Pengembangan

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengaku senang melihat komitmen Indonesia untuk riset dan pengembangan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari strategi jangka menengah dan panjang pemerintah Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai ekonomi maju pada tahun 2045, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya untuk mendukung penelitian dan inovasi yang menjadi faktor kunci untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Kaitan antara penelitian dan ekonomi itu menjadi pembahasan dalam sesi fokus 'Penelitian: Sumber Pertumbuhan Ekonomi' pada Indonesia Data and Economic Conference (IDE Katadata 2020), yang digelar di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox menyatakan pada pidato pembukannya bahwa Australia senang melihat komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk riset dan pengembangan.

Hal itu terlihat dari adanya Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) serta pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dana Abadi Penelitian.

"Reformasi ini penting untuk transisi Indonesia ke ekonomi berbasis pengetahuan dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh transfer dan produk iptek," kata Wakil Duta Besar Cox dalam pidatonya.

Selain itu, para pakar seperti Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI Tri Nuke Pudjiastuti dan Co-founder & President BukaLapak Fajrin Rasyid juga memberikan pandangan terkait iklim riset yang terjadi saat ini dan implikasinya terhadap sektor masing-masing.

Menurut mereka, investasi di bidang riset dan pengembangan, baik oleh pemerintah maupun swasta, merupakan pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi. Maka dukungan untuk penelitian dan inovasi dalam kebijakan pembangunan nasional sangat esensial untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan nilai tambah.

Sebagai pembanding, dana penelitian di tiga kekuatan ekonomi teratas dunia, yakni Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, lebih dari 2% dari total PDB mereka. Sementara di Indonesia, dana penelitian baru sekitar 0,25% dari PDB.

Sesi Fokus ini juga berharap pemerintah dan industri dapat mendukung pengembangan riset dan inovasi sebagai agenda bersama, sementara terus menekankan pentingnya aspek sosial dan lingkungan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Katadata dan KSI

IDE Katadata adalah kegiatan tahunan yang mendiskusikan berbagai isu ekonomi dan bisnis berbasis data. Forum ini dimaksudkan untuk melahirkan ide dan pemikiran baru guna meningkatkan kualitas kebijakan pemerintah dan kinerja perusahaan.

Sementara Knowledge Sector Initiative (KSI) adalah kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia yang mendukung pembuat kebijakan di Indonesia untuk mengembangkan kebijakan pembangunan dengan menggunakan penelitian, data dan analisis yang lebih baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.