Sukses

Menhub Beberkan Alasan Serahkan Pengelolaan Bandara Komodo ke Swasta

Menhub juga berharap agar kerja sama antar pihaknya dengan swasta bisa membangkitkan iklim ekonomi lebih bagus di Labuan Bajo.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pengelolaan Bandara Komodo di Labuan Bajo akan dipegang oleh pihak swasta asing.

Dalam sebuah sesi wawancara, Menhub mengatakan bahwa alasan dilepaskannya pengelolaan bandara di salah satu destinasi wisata laut ini agar terjadi kompetisi antarswasta dan pihak pemerintah.

"Jadi gini kalau kita lari-lari sendiri kan nggak cepet. Tapi kalau larinya ada kontestan maka akan cepat. Nah kompetisi ini yang Pak Presiden mengintruksikan kepada saya buat iklim kompetisi antar swasta dan BUMN," jelas dia di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (19/1/2020).

Menhub juga berharap agar kerja sama antar pihaknya dengan swasta bisa membangkitkan iklim ekonomi lebih bagus di Labuan Bajo.

"Kerja sama ini kita harapkan ada suatu bangkitan baru di Labuan Bajo," jelasnya.

Sebelumnya diketahui, Bandara Komodo dilepas pengelolaannya oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Diketahui pemenang tender pengelola bandara tersebut adalah PT Cardig Aero Service (CAS) dan Changi Airports International Pte Ltd. (CAI),dan Changi Airports MENA Pte Ltd.

Budi Karya menjelaskan, perjanjian kerja sama akan dilakukan pada 7 Februari mendatang.

"Jadi kita ada waktu untuk tahapan kepada investor. Kita sudah MoU tandatangannya tanggal 7 (Februari 2020) di Jakarta," terang dia.

Menhub sendiri akan melaporkan kerja sama itu kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa esok (21/1/2020).

Budi Karya mengatakan penetapan pemenang konsorsium ini sudah berdasarkan proses pemilihan yang dilakukan bersama tim ahli. Dari beberapa yang mengajukan, maka terpilihlah tiga perusahaan asal Singapura tersebut.

"Kita menetapkan konsorsium untuk ketiganya. Investasinya sebanyak Rp 1,2 triliun. Di mana ini akan dilakukan biaya operasional sebanyak Rp 5.7 triliun selama 25 tahun. Selain itu juga ada jaminan Rp 5 miliar dari investor," kata Mehub Budi, dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Kamis (26/12/2019).

Menhub Budi menjelaskan, pemenang konsorsium ini nantinya akan bertugas merancang, membangun dan membiayai pembangunan fasilitas sisi udara Bandara Komodo yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landas pacu, penambahan apron, stopway dan RESA.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perluasan Terminal Domestik

Sedangkan pembangunan fasilitas sisi darat akan meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional, kantor dan gedung, dan fasilitas pendukung lainnya.

Kemudian tugas lainnya yakni meliputi pengoperasikan Bandara Komodo, Labuan Bajo selama masa kerja sama 25 tahun, memelihara seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo dan menyerahkan seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo – Labuan Bajo pada saat masa kerja sama berakhir kepada PJPK.

"Yang dilakukan di Labuan Bajo untuk dapat badan usaha yang memiliki kompetensi yang lebih ada dari sekarang meningkatkan kinerja bandaranya dan dalam waktu tidak lama penumpangnya meningkat pesat jadi 4 juta dan yang penting konektivitas nasional dan internasional membuat turis jadi lebih banyak," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.