Sukses

Lupakan Tokyo Selamat Datang di Matsumoto (Bagian 1)

Tokyo, Kyoto, Osaka, Sapporo? Hmm... Bagaimana kalau kita keluarkan dulu kota-kota besar tersebut dari daftar liburan musim dingin di Jepang.

Liputan6.com, Matsumoto - Tokyo, Kyoto, Osaka, Sapporo? Hmm... Bagaimana kalau kita keluarkan dulu kota-kota besar tersebut dari daftar liburan musim dingin di Jepang. Lupakan sejenak Tokyo dengan segala hiruk pikuknya. Selamat datang di Matsumoto.

Saya akan menceritakan pengalaman langsung selama beberapa hari di kota ini. Meski tidak banyak, apa yang dirasakan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan Matsumoto layak masuk dalam agenda liburan anda berikutnya, tidak hanya musim dingin, tapi musim-musim lainnya yang akan menyambut hangat Anda di sana.

Matsumoto adalah sebuah kota yang terletak di Prefetur Nagano. Tidak seperti Tokyo yang menghadap langsung dengan lautan, Matsumoto adalah sebuah kota yang terletak di dataran tinggi dengan dikelilingi gunung-gunung yang tidak kalah indah dengan Gunung Fuji, antara lain Gunung Chogatake, Hotaka, dan Nagamine. Beberapa di antaranya tertutup salju di bagian puncak pegunungan.

Pemandangan ini cukup jelas terlihat dari pusat kota dan sudut manapun. Sebab, Matsumoto tidak banyak memiliki bangunan tinggi seperti Tokyo atau kota besar dan pusat bisnis lainnya di Jepang. Dengan demikian, suhu musim dingin di kota ini cukup berbeda dengan suhu musim dingin kota-kota di dataran rendah lainnya di Jepang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Dikelilingi Pegunungan

3 dari 7 halaman

Akses Mudah ke Matsumoto

Bagi saya yang bergelut setiap hari dengan rutinitas kota besar seperti Jakarta; rutinitas padat, kemacetan, berebut transportasi, Matsumoto tampaknya memberikan suasana lain dari yang lain.

Pertama kali menginjakkan kaki di kota ini, suasana kota tidak sepadat Tokyo. Kota ini berjarak sekitar 230an kilometer dari Ibu Kota Jepang tersebut.

Beragam moda transportasi siap mengantarkan Anda yang akan menikmati kota berjuluk Pangkal Pohon Pinus ini, mulai dari pesawat, kereta ekspres Azusa, atau kereta cepat Shinkansen. Pilih sesuai kebutuhan, efektif dan efisien, dan tentunya sesuai dengan saku.

Seperti dalam tulisan sebelumnya, tiba di Bandara Internasional Haneda, saya memilih kereta ekspres Azusa dari Stasiun Shinjuku. Tidak perlu keluar Bandara karena commuter line-nya Jepang bernama Keikyu akan mengantarkan anda ke Stasiun Shinagawa untuk transit dan berpindah kereta menuju Shinjuku untuk melanjutkan ke Matsumoto.

Meski memiliki moda transportasi beragam pilihan, tetap ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota setempat untuk mengenjot wisatawan baik domestik atau mancanegara.

"Akses adalah kunci nomor satu," kata Yoshiko Tomiyama, seorang pemandu lepas yang mengantarkan saya berkeliling Matsumoto, Sabtu (11/1/2020).

 

4 dari 7 halaman

Penghangat Tubuh

Perlu dicatat, selain pakaian dan jaket untuk menahan dingin, ada baiknya mempersiapkan 'Hot Pack' yang mudah didapat di mini market sekitar. Ini adalah karbon yang dapat mengeluarkan hangat hingga 15 jam dan bisa ditempatkan di celana, jaket, atau dimanapun yang anda inginkan.

Setelah semuanya siap, kita mulai perjalanan pertama dengan mengunjungi Benteng Matsumoto. Benteng ini pada September 2019 baru diresmikan oleh pemerintah Jepang sebagai salah satu aset benteng cagar budaya ke-5 Jepang (tidak hanya Matsumoto).

Tentunya pemerintah Jepang tidak asal menujuk klasifikasi Matsumoto Castle sebagai aset penting negara. Ada seratusan lebih benteng di Negeri Sakura ini yang dibangun ketika Jepang belum bersatu dan masih terpisah satu dengan lainnya.

"Orisinalitas dan bukti-bukti, jadi tidak hanya usia yang tua. Dan pencarian bukti itulah yang paling lama," kata Yoshi, sapaan Yoshiko Tomiyama.

 

5 dari 7 halaman

Matsumoto Castle

Pembangunan awal kastil ini adalah pada tahun 1552. Saat itu Jepang masih belum bersatu dan terpecah belah. Benteng ini merupakan benten pertahanan dan bukan untuk ditinggali.

Sebab dari itu, terdapat dua kolam yang cukup lebar agar musuh tidak melekat. Di balik kolam tersebut terdapat tembok dengan lubang segitiga dan kotak.

"Segitiga untuk pemanah, sedangkan yang segiempat adalah untuk pasukan tembak," tutur Yoshi.

Di balik tembok pertama akan ditemukan kembali kolam yang beberapa kali lebih besar dari kolam sebelumnya. Fungsinya serupa dengan kolam di lapis pertama sebagai pertahanan. Meski demikian, saat ini kolam-kolam tersebut menjadi penghias kastil dan tempat koi-koi besar dan kawanan angsa putih.

Mengenai sejarah Matsumoto Castel, saya tidak akan terlalu merinci, namun pembaca dapat membuka laman lama yang menceritakan detail bagaimana benteng tersebut berdiri dan berfungsi. Cek melalui tautan ini.

 

6 dari 7 halaman

Koi, Angsa Putih, dan Kawanan Gagak

Selain angsa dan koi, kawanan gagak banyak terdapat di kawasan Matsumoto, terbang ke sana ke mari sambil memekik keras dan memecah hening pagi.

Memasuki bangunan inti, yaitu Kastil Matsumoto, setiap orang akan dikenakan tiket masuk seharga 700 yen untuk dewasa dan 300 yen untuk anak. Aturan baku saat memasuki bangunan adalah melepas sepatu dan menggunakan kaos kaki. Pengelola akan memberikan kantung plastik untuk menyimpan sepatu anda.

Bangunan memiliki enam tingkat dan fungsi masing-masing. Tingkat pertama adalah pertahanan yang setiap sudutnya memiliki lubang untuk menjatuhkan batu bila musuh berhasil menyeberang kolam dan menaiki strutur batuan yang menjadi dasar kastil.

Melompat ke tingkat paling atas, lantai ini difungsikan untuk memantau pergerakan musuh. Di tingkat lima adalah tempat para Samurai berkumpul dan merumuskan strategi pertahanan. Di lantai empat adalah tempat Emperor atau penguasa tertinggi 'berkantor'. Perbedaan dengan lantai lainnya, ruang di lantai empat khusus Emperor ini memiliki atap lebih tinggi.

"Untuk VIP terlihat lebih tinggi atapnya dibandingkan untuk pasukan biasa," ujar Yoshi.

 

7 dari 7 halaman

Suvenir

Di bangunan ini juga banyak terdapat koleksi senapan dan pistol yang dibuat era 1500-an, lengkap dan runut sesuai menceritakan bagaimana senjata api masuk dan digunakan oleh para pasukan kerajaan. Terdapat pula pakaian khusus jenderal samurai yang tampak elegan dan gagah.

Kini Kastil Matsumoto telah berusia 400 tahun lebih dan kayu-kayu yang menyangga tiap sudut bangunan masih kokoh berdiri seolah tidak pernah termakan usia. Tidak hanya pemeritah setempat, warga pun turut serta menjaga aset kebanggaan mereka sekaligus menjadikan kastil sebagai ikon kota tersebut.  

Bila selesai berkeliling kastil, Anda bisa menuju sisi utara bangunan dan mencari suvenir di gerai satu-satunya di Matsumoto Castle. Harganya cukup bersahabat dan begitu banyak variasi suvenir yang bisa Anda bawa pulang ke Tanah Air.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini