Sukses

Korban Longsor Sukajaya Bogor Akan Dibuatkan Kampung Baru

Presiden Jokowi meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor segera mengkaji kebutuhan lahan baru bagi korban.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga terdampak longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dipastikan tidak bisa lagi kembali ke desanya. Presiden Joko Widodo meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor segera mengkaji kebutuhan lahan baru bagi korban.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan dirinya dan Bupati Bogor, Ade Yasin merelokasi 2.000 kepala keluarga (KK) warga terdampak longsor direlokasi ke lahan milik PTPN.

"(Warga terdampak) yang di Bogor sudah diputuskan tidak mungkin (kembali) di tempat yang longsor," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (9/1/2020).

Tugas dia dan Ade Yasin saat ini adalah mengkaji kebutuhan lahan bagi 2.000 KK terdampak longsor tersebut. Konsep yang dibentuk adalah sebuah kampung baru. Diketahui, ada 11 desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolir akibat longsor yang terjadi Rabu, 1 Januari 2020.

"Sifatnya (membuat) kampung (baru), Bu Ade sudah ditugaskan untuk melakukan kajian seberapa luas yang dibutuhkan," ucapnya.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kumpulkan Kepala Daerah

Selain itu, Ridwan Kamil pada pekan depan berencana mengumpulkan kepala daerah di Jawa Barat yang terdampak bencana usai diterjang cuaca ekstrem. Para kepala daerah akan dibagi tugas dalam menekan potensi yang bisa merugikan masyarakat akibat banjir maupun longsor.

Ini dianggap penting, karena menurutnya, Jawa Barat adalah provinsi hidrologis yang setiap tahun terdapat 1.200 hingga 1.500 laporan kebencanaan. Mayoritas adalah bencana alam yang berhubungan dengan air antara banjir di wilayah Tengah Jawa Barat ke Utara Jawa Barat atau longsor dari Tengah Jawa Barat ke Selatan Jawa Barat.

Lalu, rencana lain adalah membangun bendungan baru di zona rawan banjir. Hal ini sudah disampaikan saat ia menghadiri rapat di Istana Negara beberapa waktu lalu. "Ingin ada bendungan penahan pengatur aliran Sungai Cibeet dan Cilamaya, kemudian Cileungsi dan Cikeas juga. Butuh sekitar tiga sampai empat lokasi di zona terdampak," pungkasnya.

Reporter : Aksara Bebey

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.