Sukses

Mendikbud Nadiem Tinjau SDN Cirimekar 02 yang Rusak Akibat Hujan Badai

Nadiem sempat berkeliling sekolah untuk melihat secara langsung kondisi tempat belajar mengajar itu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meninjau langsung SDN Cirimekar 02 yang rusak parah akibat hujan badai mengguyur wilayah Jabodetabek sejak 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.

Nadiem sempat berkeliling sekolah untuk melihat secara langsung kondisi tempat belajar mengajar itu. Nadiem juga menyempatkan diri menemui para siswa dan siswi SDN Cirimekar 02 di tenda darurat.

"Apakabar adik-adik?," tanya Nadiem Makariem yang disambut ucapan baik oleh ratusan siswa dan siswi SDN Cirimekar 02 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2020).

Nadiem mengaku senang mendengar semangat para siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar meski dengan kondisi memprihatinkan. Nadiem meminta agar para siswa bersabar menunggu bantuan dari Kemendikbud.

"Luar biasa walaupun ada bencana semanagatnya masih tinggi, masih sekolah. Sementara enggak apa-apa yah di sini (tenda darurat) dulu, nanti Kemendikbud akan memberikan bantuan supaya adik-adik bisa sekolah lagi di dalam ruangan," kata Nadiem.

"Adik-adik mohon sabar dan rajin belajar," Nadiem menambahkan.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Bisa Digunakan

Bangunan SDN yang berada di Jalan Kaporlap No. 03 RT 02 RW 05 ini tidak bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan menuntut ilmu para siswa dan siswi ini pun dipindahkan ke tenda darurat. Tenda darurat didirikan di halaman SDN.

Setidaknya ada lima ruang yang atapnya ambruk dihantam derasnya air hujan. Tiga ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang komputer.

Menurut Maulana Hafizd, salah satu pengajar di SDN Cirimekar mengatakan jika atap sekolah ambruk pada 1 Januari 2020 sekitar pukul 04.30 WIB dini hari.

"Enggak ada tanda-tanda (atap) akan roboh," ujar Maulana di lokasi, Senin (6/1/2020).

Maulana mengatakan, bangunan yang roboh ini mulai berdiri sejak 2011. Di tahun berikutnya, bangunan sudah mulai digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan penglihatan Maulana, bangunan tersebut bisa dibilang sangat kokoh. Namun lantaran hujan mengguyur sangat lama, atap sekolah pun roboh.

"Kalau dibilang masih kokoh. Malah bangunan yang sudah rapuh tidak kenapa-kenapa," kata dia.

Di SDN Cirimekar sendiri terlihat setidaknya ada tujuh bangunan. Satu bangunan tempat ibadah, satu bangunan untuk kepala sekolah, satu bangunan rumah dinas kepala sekolah, dan satu bangunan untuk belajar komputer, satu ruangan digunakan untuk gudang, dan dua bangunan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Bangunan roboh lantaran hujan hanya satu yang biasa digunakan untuk belajar mengajar. Satu bangunan untuk belajar mengajar lainnya tidak roboh. Hanya saja bangunan tersebut tak boleh digunakan demi keselamatan para siswa.

Alhasil, dari enam kelas dengan jumlah siswa sekitar 230 harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di tenda darurat. Lantaran kondisi lapangan yang kecil, hanya satu tenda darurat yang bisa didirikan pada Sabtu, 4 Januari 2020 kemarin.

"Kelasnya bergantian. Yang ditenda hanya tiga kelas dahulu. Sekitar 150an siswa. Belajarnya pakai teknik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), di mana kita mengajar di satu ruang untuk beberapa kelas. Seharusnya disekat, karena kondisi, ya mau bagaimana lagi," kata Maulana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.