Sukses

Cegah Banjir, Anggota TGUPP Anies Minta Pemerintah Pusat Tangkap Hujan

Usulan naturalisasi dan tangkap hujan juga telah disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Muslim Muin memandang sinis pihak yang mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir yang melanda Ibu Kota pada Rabu 1 Januari 2020. Menurutnya, pengendalian banjir merupakan tugas pemerintah pusat.

Dalam satu diskusi, Muslim bahkan meminta, pemerintah pusat mengurangi debit air agar tidak terjadi banjir dengan cara menangkap hujan.

"Kurangi debit banjir itu. Tangkap hujannya, tidak hanya di sini, di sana tuh di Puncak, di Bogor, siapa yang bisa tangkap hujan itu? Bukan tugas Pak Anies itu, pemerintah pusat bos. Presiden sama menterinya," kata Muslim, Sabtu 4 Januari 2020.

Menurut Pakar Hidrodinamika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, jika pemerintah pusat melakukan naturalisasi sungai, maka banjir tidak terjadi.

"Naturalisasi (harus), tangkap hujannya, serapkan dan sisanya baru dibuang ke kali," ucap dia.

Usulan naturalisasi itu diakuinya telah disampaikan ke Anies. Menurutnya, satu-satunya cara Jakarta terbebas dari dampak banjir adalah mengendalikan air dari hulu.

"Saya sudah sampaikan, 'Pak, daerah itu naturalisasi satu-satunya jalan agar Jakarta tidak banjir' sudah disampaikan, dan sudah dilaksanakan," kata Muslim.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Tewas

Sebelumnya, jumlah korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Lebak, Banten terus bertambah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Sabtu 4 Januari 2020 pukul 18.00 WIB, korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Jabodetabek dan Lebak bertambah menjadi 60 orang. Sementara dua orang masih dilaporkan hilang.

"Terjadi penambahan jumlah korban meninggal di Kabupaten Lebak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatinkom) BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Sabtu malam.

Adapun rincian korban tewas akibat banjir dan longsor yakni, Kabupaten Bekasi 1 orang, Kota Bekasi 9 orang, Kabupaten Bogor 16 orang, Kota Bogor 1 orang, Kota Depok 3 orang, Kota Tangerang 1 orang, Kota Tangerang Selatan 4 orang.

Kemudian korban tewas akibat banjir di Jakarta Timur berjumlah 8 orang, Jakarta Barat 4 orang, Jakarta Selatan 1 orang, Jakarta Utara 1 orang, dan Jakarta Pusat 2 orang. Sementara di Kabupaten Lebak 9 orang meninggal dan 2 orang hilang.

Lebih lanjut, jumlah pengungsi banjir dan longsor di wilayah Jabodetabek dan Lebak terus menurun. Saat ini, total pengungsi yang tersisa sebanyak 92.261 jiwa dari 39.102 kepala keluarga (KK).

"Pengungsi di beberapa wilayah mengalami penurunan, karena kembali ke rumahnya masing-masing," tutur Agus.

Dari jumlah tersebut, pengungsi banjir paling banyak berada di Kota Bekasi sebanyak 70.002 jiwa dari 34.047 KK.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.