Sukses

Respons Cepat Mendagri Optimalkan Dana Desa Ditanggapi Positif

Yang paling jelas dan mulai dirasakan di Cina dan para mitra dagangnya, kata Nova, adalah ekses wabah tersebut terhadap perekonomian.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian merespons cepat arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengoptimalkan Dana Desa melalui pembelanjaan yang memiliki multiplier effect tinggi, berupa program padat karya.

Dengan demikian diharapkan hal itu akan segera berdampak pada perekonomian masyarakat khususnya di perdesaan dan segera terasa dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Gebrakan Tito tersebut ditanggapi positif Ketua Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) M Nova Andika. Dia mengatakan, gebrakan Tito tersebut bisa memastikan Indonesia terhindar dari dampak susulan berupa ekses wabah virus Corona Wuhan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

"Bagaimanapun, dampak susulan wabah tersebut nyata," kata Nova dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2/2020).

Yang paling jelas dan mulai dirasakan di Cina dan para mitra dagangnya, kata Nova, adalah ekses wabah tersebut terhadap perekonomian.

"Sejak maraknya pemberitaan soal virus Corona, aktivitas ekonomi di Republik Rakyat Tiongkok bergerak ke titik nol. Buruh-karyawan pabrik diliburkan, pabrik dan aneka usaha ditutup. Bagaimana hal itu tidak berdampak langsung kepada pasokan bahan baku dan nasib perekonomian pemasoknya, termasuk mungkin Indonesia?" kata dia.

Karena itulah, menurut Nova, apa yang dilakukan Mendagri Tito tak hanya sangat berasalasan, melainkan merupakan respons cepat yang sangat tepat dilakukan.

Gebrakan Tito, menurut dia memang seharusnya lebih diapresiasi, didukung dan dikembangkan berbagai kementerian dan pihak-pihak lain, termasuk swasta, untuk menjaga agar Indonesia tak menerima dampak yang lebih buruk dari kasus wabah virus Corona.

"Bagaimanapun Indonesia harus setidaknya mempertahankan grafik hubungan dagang dengan Cina, kalau tidak memperbesar sebagaimana seharusnya," harap Nova.

Pada setahun kepemimpinan Presiden Jokowi di periode pertama, nilai perdagangan Tiongkok-Indonesia telah mencapai USD 48,2 miliar. Jauh melejit dari satu dekade sebelumnya yang yang mencatatkan angka USD 8,7 miliar.

Apalagi di masa kepemimpinan periode kedua Jokowi, saat Republik Rakyat  sudah menggantikan Jepang sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.

"Ekonom terkemuka Universitas Indonesia Muhammad Chatib Basri juga telah menyatakan bahwa dampak wabah virus Corona terhadap perekonomian Indonesia itu nyata. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi negara bisa anjlok di bawah lima persen hingga 4,7 persen akibat penyebarannya yang masif," Nova menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daya Tahan Ekonomi

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian merespons cepat arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengoptimalkan dana desa melalui pembelanjaan yang memiliki multiplier effect tinggi, berupa program padat karya.

Yang menarik, mekanisme sosialisasi Mendagri agar arahan Presiden tersebut segera ditangkap dan dilaksanakan dengan tepat oleh kepala daerah yang jumlahnya 74 ribu di seluruh Indonesia itu.

Menurut Tito, dirinya menyampaikan kepada Presiden bahwa akan sangat efektif bila sekali-sekali para kepala desa tersebut dikumpulkan.

"Tetapi, kalau mengumpulkan 74 ribu kepala desa serentak di Jakarta tentunya repot," kata Tito saat memberikan sambutan pada acara Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2020, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2020).

Untuk itulah, kata dia, mekanisme sosialisasi ke seluruh kepala desa itu dibuat per provinsi. Semua dilakukan hanya dalam dua pekan.

"Kita buat tim-tim dalam tiga gelombang, sehingga 33 provinsi itu kita sentuh semua. Gelombang pertama ada sembilan provinsi, gelombang dua ada tujuh provinsi. Gelombang ketiga 17 provinsi dalam waktu dua minggu," ujar Mendagri.

Tito mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus antarsektor yang melibatkan Kemendagri, Kemenkeu dan Kemendes. Tiga kementerian itulah yang terkait erat dengan dana desa.

Dengan cara itu dia berharap dana desa yang jumlahnya Rp 72 triliun plus dana-dana lainnya yang mengalir untuk pembangunan perdesaan, dapat berfungsi optimal.

"Sehingga kemudian dana desa ini bisa berputar dan masyarakat juga yang menikmati," kata Mendagri. 

Dengan kalimat sederhana Tito mengatakan, dirinya dan jajaran Kemendagri menginginkan agar para pejabat di daerah secepat mungkin memastikan bahwa warga mereka cukup makan, cukup beras dan cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Tito yakin, bila dana tersebut secepatnya mengalir, beredar dan menggerakkan perekonomian hingga ke desa-desa, dipastikan akan timbul daya tahan ekonomi di masyarakat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.