Sukses

4 Hal tentang Mahasiswa Unsika yang Terjebak dalam Gua Lele Karawang

Keenam mahasiswa Unsika terjebak di dalam Gua Lele sejak Minggu, 22 Desember 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Enam orang anggota Mapala Universitas Karawang atau Unsika dilaporkan terjebak dalam Gua Lele di Kampung Tanah Beureum RT 03/02, Desa Taman Sari Kecamatan Pangkalan, Karawang.

Keenam mahasiswa Unsika itu terjebak saat melaksanakan pendidikan lanjutan Mapala. Mereka terjebak di dalam gua sejak Minggu, 22 Desember 2019.

Kapolsek Pangkalan AKP Eka Asmayani mengaku mendapat laporan dari rekan korban sesama tim Mapala Unsika melaporkan kejadian adanya peristiwa anggota tim Mapala yang terjebak dalam Gua Lele sekitar pukul 19.00 WIB.

"Mandapat laporan dari rekan tim Mapala Unsika Karawang, rekannya terjebak dalam Gua Lele," kata Eka.

Namun nahas, saat dievakuasi Tim SAR Gabungan, tiga orang yang tadinya pingsan ternyata tewas karena kehabisa oksigen.

Berikut 4 hal tentang enam mahasiswa Unsika yang terjebak di dalam Gua Lele dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Terjebak Sejak Minggu

Enam orang anggota Mapala Universitas Karawang dilaporkan terjebak dalam Gua Lele di Kampung Tanah Beureum RT 03/02, Desa Taman Sari Kecamatan Pangkalan, Karawang saat melaksanakan pendidikan lanjutan Mapala. Dari enam orang yang terjebak tiga orang dikabarkan pingsan kehabisan oksigen.

Kapolsek Pangkalan AKP Eka Asmayani mengaku mendapat laporan dari rekan korban sesama tim Mapala Unsika melaporkan kejadian adanya peristiwa anggota tim Mapala yang terjebak dalam Gua Lele sekitar pukul 19.00 WIB.

"Mandapat laporan dari rekan tim Mapala Unsika Karawang, rekannya terjebak dalam Gua Lele," kata Eka, Minggu, 22 Desember 2019 dalam rilisnya.

Dia menerangkan jumlah anggota tim Mapala sekitar 6 orang, tiga orang sudah dalam keadaan pingsan dalam Gua Lele, sementara 3 rekannya dalam keadaan selamat.

"Tiga orang sudah pingsan dan tiga lainnya masih dalam keadaan selamat sambil menunggu bantuan," terangnya.

 

3 dari 5 halaman

3 Mahasiswa Akhirnya Tewas

Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi 6 anggota Mapala Universitas Karawang (Unsika) Karawang. Keenamnya sebelumnya dilaporkan terjebak di Gua Lele di Kampung Tanah Beureum Rt 03/02, Desa Taman Sari Kecamatan Pangkalan, Karawang.

"Tiga orang yang sebelumnya pingsan akhirnya meninggal dunia diduga kehabisan oksigen," kata Kepala BPBD Karawang, Asep Wahyu, Senin (23/12/2019).

Dia mengatakan tim berhasil mengevakuasi enam orang, tiga di antaranya selamat setelah tim SAR gabungan mengevakuasinya selama enam jam lebih.

Petugas kesulitan mengevakuasi korban karena kondisi medan sangat sempit. Selain itu, jarak mulut goa ke titik korban cukup jauh yang memakan waktu sekitar satu jam.

Dengan bantuan Basarnas Bandung, satu per satu korban berhasil dievakuasi ke atas. Namun tiga orang sudah meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke RSUD Karawang.

"Tiga orang yang sudah kehabisan oksigen dan meninggal dunia langsung dievakuasi ke RSUD Karawang," terangnya.

Korban meninggal dunia adalah Erisa Rifiani Putri (20) asal Kampung Parung tanjung Cibodas Kecamatan Gunung Putri, Bogor, dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsika, semester I.

Kemudian Alief Rindu Alafah (18), Grya parung panjang D2/A No. 29 RT 03/04 Desa Kabasiran Kecamatan Parungpanjang, Bogor, Fakultas FKIP Unsika Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, semester I.

Dan terakhir Ainan Fatimatuzahro (19) asal Desa Bojanegara RT 01/02 Kec. Sigaluh Kabupaten Bajarnegara Jateng, Fakultas FIKES Unsika, semester I.

 

4 dari 5 halaman

Akan Beri Sanksi

Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Karawang (Unsika) Ida Hetwanda mengatakan, setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa harus melalui prosedur atau Standar Operasional Prosedur yang dilaporkan langsung kepada rektor.

"Setiap kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun luar kampus harus melalui Standar Operasional Prosedur yang berlaku," kata Ida, Senin (23/12/2019).

Namun, dia mengaku kegiatan divisi Mapalsaka Unsika sudah melalui prosedur apa tidak. Karena selama ini belum ada keterangan baik secara lisan maupun tertulis.

"Hingga siang ini saya belum mendapat keterangan prosedur itu dilakukan dalam kegiatan di Gua Lele, SOP sudah ada namun tidak ada izin," ucap Ida.

Agar kejadian ini tidak kembali terulang, pihak rektorat akan mengevaluasi kegiatan Mapalaska. Karena ada kode etik yang harus ditempuh dalam setiap kegiatan yang mengatasnamakan kampus.

"Pasti kami evaluasi atas peristiwa ini, dan akan meminta keterangan pembina Mapalaska," tandasnya.

Sementara untuk sanksi, pihak kampus menyerahkan sepenuhnya kepada tim lain. "Ada tim kode etik yang akan memberikan sanksi," tegas Ida.

Ida menambahkan, pihak kampus dan Pemda Karawang menanggung seluruh biaya korban.

 

5 dari 5 halaman

Keluarga Pasrah

Enap (45), orangtua dari Erisa Rifiani Putri (20), mahasiswa Universitas Karawang (Unsika) yang tewas saat kegiatan Mapala di gua Lele di Kampung Tanah Beureum, mengaku pasrah atas peristiwa yang menimpa anaknya.

"Keluarga menerima musibah yang menimpa putri saya,"kata Enap, Senin (23/12/2019) saat mendatangi kamar jenazah di RSUD Karawang.

Enap yang merupakan warga Parung Tanjung, Desa Cibodas Kecamatan Gunung Putri Bogor ini bercerita, Putri hobi kegitan uji nyali di alam bebas sejak masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bersama tim sekolah. Walaupun sempat dilarang, namun keinginan berpetualang cukup besar.

"Kegiatan dialam bebas sejak duduk di SMP hingga menjadi mahasiswa, walaupun sempat dilarang ibunya karena perempuan," cerita Enap.

Putrinya yang baru Semester 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsika, kata Enap, biasanya setiap ada kegiatan suka memberi kabar dan minta doa restu kedua orangtua. Namun dalam kegiatan ke Gua Lele dia tidak memberi kabar sama sekali.

"Biasanya setiap kegiatan memberi kabar, namun dalam peristiwa ini tidak memberi kabar sama sekali," katanya.

Sempat Neneknya mendapat firasat sebelum peritiwa terjadi, bahwa putri selalu ada dalam bayangan depan matanya. Namun tidak dihiraukan ucapan neneknya tersebut, karena dua hari sebelumnya memberi kabar akan pulang ke Bogor pada Rabu ini.

"Ada firasat melalui melalui neneknya selalu membayang didepannya," imbuhnya.

Dia berharap ini merupakan pembelajaran dalam satu peritiwa untuk lebih hati-hati dalam setiap kegiatan apalagi di musim hujan resikonya lebih tinggi.

"Kita ambil hikmahnya dalam setiap peristiwa tidak ada niatan untuk menuntut siapapun," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.