Sukses

5 Hal tentang Ambruknya Menara BTS Milik RRI

Sebuah Menara BTS (BTS), Milik RRI roboh, diduga akibat angin kencang dan hujan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah Base Transceiver Stasion  atau BTS jatuh di daerah Radio Dalam, Kebayoran, Jakarta Selatan. BTS milik Radio Republik Indonesia (RRI) roboh sekira pukul 15.55 WIB pada Minggu, 22 Desember 2019.

Menurut Kasi Pos Damkar Jakarta Selatan Sugeng, robohnya BTS itu diduga akibat angin kencang yang berhembus disertai hujan.

"Satu unit BTS roboh. Karena angin saja," ujar Sugeng.

Menara BTS yang roboh menimpa sejumlah bangunan di sekitar lokasi. Tidak hanya itu, salah satu warga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat usai tertimpa runtuhan menara BTS.

"Satu orang mengalami luka di bagian kepala, tadi dijahit, sekarang sudah di rumah," ujar Ketua RT 08 RW 02, Hafid di lokasi, Minggu, 22 Desember 2019. 

Berikut lima hal tentang jatuhnya menara BTS milik Radio RRI yang dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Diduga Jatuh Akibat Angin Kencang

Robohnya menara BTS di daerah Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dibenarkan oleh Kasi Pos Damkar Jakesel, Sugeng.

"Satu unit BTS roboh," kata Sugen saat di komfrimasi, Minggu 22 Desember 2019.

BTS yang Roboh sekitar pukul 15.55 WIB diduga karena angin kencang disertai hujan yang melanda wilayah tersebut.

 "Karena angin saja," jelas Sugeng.

 

3 dari 6 halaman

Merusak Rumah dan Satu Warga Terluka

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut menara BTS yang roboh di Jalan Antena 7, Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menimpa sejumlah rumah.

"Yang baru kami terima satu bajaj, teras masjid dan dua rumah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, M Ridwan kepada Liputan6.com, Minggu 22 Desember 2019.

Dia menyebut, pihaknya menerima laporan kejadian pukul 15.55 WIB. Tidak hanya merusak rumah warga, seorang pria harus dilarikan ke rumah sakit terdekat usai tertimpa runtuhan menara BTS milik RRI ini.

"Satu orang mengalami luka di bagian kepala, tadi dijahit, sekarang sudah di rumah," ujar Ketua RT 08 RW 02, Hafid.

Menurut Hafid, korban saat itu tengah menjalankan ibadah salat ashar di sebuah masjid. Ternyata masjid tersebut tertimpa runtuhan BTS.

"Korban sedang beribadah. Langsung dibawa dan mendapatkan 3 atau jahitan di kepala. Sekitar tiga sampai empat rumah terkena dampak akibat robohnya BTS," jelasnya.

4 dari 6 halaman

Menara BTS Dipindah

Dirut RRI M Rohanuddin mengatakan, ada tiga program yang terganggu usai robohnya menara Base Transceiver Station atau BTS milik RRI yang berada di Jalan Antena 7, Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Ini antena radio ketinggian 120 meter yang digunakan untuk 3 programa RRI. Ini siaran mati karena tiga program di Jakarta mati," katanya.

Rohanuddin mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi pada 2005. Namun dengan lokasi yang berbeda tetapi tak jauh dari kejadian saat ini.

"Ini padahal pernah diperbaiki dua tahun yang lalu untuk antisipasi ini. Jadi ini sudah 2 kali terjadi. Tapi titiknya berbeda tahun 2005 peristiwa sama. Mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir. Dengan konstruksi yang lebih bagus. Dua tahun yang lalu anginnya kencang sekali jadi roboh," jelasnya.

Sementara itu Dewan Pengawas RRI, Freddy Ndolu menambahkan, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah agar menara dipindahkan. Namun, lokasi yang direkomendasikan justru dijadikan Universitas Islam Indonesia (UII), Depok, Jawa Barat.

"Tower ini seharusnya sudah dipindahkan ke lokasi lain. Kami punya 18 tower di Cimanggis. Tapi pemerintah justru bangun untuk kampus UII. Harusnya menara-menara RRI ini dibangun dulu supaya selesai. Apalagi, menara kami itu full power atau high voltase. Itu harus dibangun di area khusus jauh dari permukiman warga. Sudah ada perancanaannya yang ditanda tangani oleh Presiden Soeharto," beber Freddy.

"Itu sudah zaman dulu sejak era Departemen Penerangan. Dulu ada aturannya, tapi masyarakat berkembang di sini. Sebelum warga banyak, RRI sudah di sini sejak tahun 1945. Seakan-akan tower didirikan di tengah permukiman, padahal bukan seperti itu. Padahal sebenarnya berbahaya tinggal di dekat menara ini," sambung Rohanuddin.

5 dari 6 halaman

Sulit Membersihkan Sisa Reruntuhan

Petugas Pemadam Kebakaran atau Damkar kesulitan membawa alat untuk menangani menara BTS yang roboh.

Menurut Kasi Pos Damkar Jaksel, Sugeng sampai sekarang belum dilakukan penanganan. Pasalnya, alat yang dimiliki tak bisa menjangkau lokasi.

"Sementara kita berhenti karena alat kita enggak mampu, besar," kata Sugeng saat dikonfirmasi.

Menurut dia, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menangani BTS yang roboh tersebut.

"Saat ini saya koordinasi dengan pihak terkait. Saya koordinasi dengan Pak Haji Ujang (Kasatpol Jaksel). Supaya Pak Ujang katanya berkoordinasi dengan Bina Marga," ucap Sugeng.

Pada kesempatan itu dia juga memastikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Enggak ada korban jiwa," kata Sugeng.

Dia menegaskan, hanya rumah warga dan bajaj yang tertimpa jatuhnya BTS tersebut.

"Cuma menimpa rumah sama bajaj saja," jelas Sugeng.

6 dari 6 halaman

Polisi Lakukan Penyelidikan

Pihak kepolisian langsung memeriksa beberapa orang saksi atas robohnya menara Base Transceiver Station atau BTS milik Radio Republik Indonesia (RRI) yang berada di Jalan Antena 7, Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Robohnya menara tersebut ditangani oleh Polsek Kebayoran Baru.

"Itu yang nangani Polsek Kebayoran Baru ya, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan saksi-saksi ya, saksi untuk sementara baru hanya saksi di lokasi ya," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Bastoni Purnama saat dihubungi merdeka.com.

Terkait menara milik RRI, Bastoni menegaskan, tak menutup kemungkinan akan memeriksa perusahaan milik negara tersebut. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui penyebab jatuhnya menara.

"Iya akan dipanggil (pihak RRI)," katanya.

 

 

(Rizki Putra Aslendra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.