Sukses

2 Buronan Perumahan Syariah Bodong Kabur saat Dijemput Polisi

4 Orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya telah memasukkan dua orang dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buronan kasus penipuan bermodus perumahan syariah. Namun dua buronan kasus rumah syariah bodong itu menghilang saat dijemput paksa kepolisian.

"Dua lagi kita lakukan pengejaran, inisial dan nama sudah ada. Penyidik sudah datang ke kediamannya tapi tidak ada," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Rabu (18/12/2019).

Dua orang yang dalam pengejaran tersebut adalah hasil pengembangan dari pengungkapan Subdirektorat Harta dan Benda (Subdit Harda) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang berhasil menangkap empat tersangka kasus penipuan perumahan syariah.

Dilansir Antara, korban komplotan penipuan tersebut mencapai 3.680 orang. Adapun total kerugian yang diderita oleh para korban mencapai Rp 40 miliar.

"Perkembangan dari kasus perumahan syariah. Sudah empat tersangka kita amankan dari PT WCS, ini memang ada berkembang," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran 4 Tersangka

Dalam pengungkapan tersebut polisi menangkap empat tersangka yakni MA, SW, CB dan S. Empat orang ini diketahui terlibat langsung merencanakan pembangunan perumahan fiktif untuk menjerat para korbannya.

Adapun empat tersangka yang sudah ditahan Polda Metro Jaya yakni MA dan SW diketahui sebagai komisaris dan direktur utama PT Wepro Citra Sentosa, perusahaan fiktif yang digunakan sebagai kedok pembangunan perumahan syariah fiktif.

Tersangka CB berperan sebagai Direktur PT Global Muslim Property/Madinah Property Indonesia selaku marketing agency PT Wepro Citra Sentosa yang berperan membuat iklan dan brosur serta meyakinkan para konsumen untuk membeli unit perumahan dengan menawarkan berbagai fasilitas menarik dengan nuansa syariah.

Yang terakhir adalah tersangka S yang merupakan istri MA. Perannya adalah sebagai pemegang rekening yang menampung aliran dana dari para korban.

Para pelaku ini kini ditahan di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Polisi juga masih terus mendalami aliran dana dari para tersangka.

Para tersangka ini terancam hukuman penjara hingga 12 tahun. Pasal yang diterapkan ada pasal Tindak Pidana Pencucian Uang. Pihak kepolisian juga akan menyita aset para tersangka dan mendalami aliran uang dari para tersangka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.