Sukses

Kecelakaan Maut KRL Vs Metro Mini Renggut 18 Korban Jiwa, 4 Tahun Silam

Kecelakaan maut disebabkan karena sopir Metro Mini menerobos perlintasan kereta.

Liputan6.com, Jakarta - Minggu 6 Desember 2015 pagi warga Angke, Tambora, Jakarta Barat dikagetkan dengan tabrakan yang melibatkan Kereta Rel Listrik (KRL) dengan Bus Metro Mini.

Peristiwa ini terjadi saat kereta jurusan Jatinegara-Bogor melintas di perlintasan kereta Angke. Petugas pun sudah memberi sinyal dan meminta sejumlah pengendara berhenti.

Tetapi, peringatan ini tidak dianggap oleh sopir Bus Metro Mini B 80. Sopir tetap tancap gas, melewati antrean kendaraan dan menerobos perlintasan.

Alhasil, kecelakaan tak bisa dihindari. Kepala KRL menabrak badan Metro Mini. Bahkan, bus nahas jurusan Kalideres-Grogol ini terseret hingga 200 meter. Ketika itu, KRL melaju cukup kencang.

"Metro Mini itu dari arah Jembatan 5 ke arah Kalideres dan terseret sejauh 200 meter. Akibat dari peristriwa ini, Metro Mini rusak berat," ujar Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya berpangkat Irjen di perlintasan kereta dekat Stasiun Angke, Jembatan 5, Jakarta, Minggu 6 Desember 2015 silam.

Sejumlah saksi turut diperiksa dalam insiden ini, termasuk petugas penjaga perlintasan kereta. Berdasarkan keterangan si petugas, KRL tidak berhenti di Stasiun Angke karena hanya untuk keperluan putar balik. Bukan untuk aktivitas naik-turun penumpang.

"Jadi KRL itu hanya lewat. Tidak berhenti untuk aktivitas naik-turun penumpang di Stasiun Angke. Jadi pasti kecepatannya tinggi," ujar petugas palang pintu perlintasan kereta.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Tewas

Tabrakan kereta rel listrik (KRL) dan Metro Mini di perlintasan Angke, Jakarta Barat, berakhir tragis. Setidaknya 18 orang tewas akibat peristiwa ini.

Sopir Metro Mini yang bernama Asmadi dan kondektur Agus Muhamad Irpan juga tewas dalam kecelakaan itu.

"Total korban tewas menjadi 18 orang, 1 korban baru saja meninggal di RS Sumber Waras," kata Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Minggu 6 Desember 2015.

Musyafak mengatakan, seluruh jenazah korban dibawa ke RSCM untuk memudahkan proses identifikasi dan administrasi.

Musyafak menambahkan, korban tewas kondisi sangat memprihatinkan. Bahkan, beberapa korban kondisinya tak lagi utuh akibat benturan keras.

"Kondisinya cukup parah. Ada yang bagian tubuhnya terpisah satu dengan yang lainnya. Lukanya rata-rata benturan keras," jelas Musyafak.

Tim foreksik dan tim dokter gigi pun melakukan pemeriksaan Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengindetifikasi korban.

"Kami sedang melakukan tes DVI karena kondisi jenazah hancur, sulit dikenali. Sementara yang sudah diketahui identitasnya baru 1 orang yaitu Sudikman. Dia tadi dievakuasi ke RS Sumber Waras lalu meninggal di sana dan dibawa ke sini," terang Musyafak.

Sementara 6 korban yang terluka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

2 orang di antaranya dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras, 3 orang di Rumah Sakit Atma Jaya, dan 1 orang di Rumah Sakit Tarakan.

3 dari 3 halaman

Terobos Perlintasan

Kasubdit Bina Penegakkan Hukum (Bin Gakkum) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto mengatakan, kecelakaan itu disebabkan karena sopir Metro Mini menerobos perlintasan.

Menurut Budiyanto, perlintasan tersebut juga tidak ditutupi palang pintu. Alhasil, KRL jurusan Jatinegara-Bogor menabrak Metro Mini B 80.

"Jadi, bus menerobos perlintasan karena tidak ada palang pintu perlintasan," jelas Budi, Minggu 6 Desember 2015.

Penjaga palang pintu 05 wilayah Angke, Jakarta Barat, Endang (48) memastikan, Metromini 80 dengan nomor polisi B 7760 FD menerobos palang pintu perlintasan yang sudah tertutup sebelum ditabrak KRL jurusan Jatinegara-Angke, sekira pukul 08.48 WIB, Minggu (6/12/2015).

"Metromini berjalan zig-zag melewati palang pintu perlintasan," kata Endang di lokasi kejadian.

Menurut Endang, pengemudi Metromini tidak menghiraukan bunyi sirine palang pintu perlintasan, hingga harus tertabrak dan terseret hingga peron Stasiun Angke.

"Commuter line 1528, jurusan Jatinegara-Angke melintas. Metromini dari Grogol-Kalideres masuk perlintasan, itu sirine udah bunyi, palang pintu perlintasan juga sudah ditutup," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.