Sukses

Mengenal Granat Asap yang Meledak di Monas

Sebelumnya, ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.05 WIB. Awalnya, sumber ledakan diduga berasal dari ponsel.

Liputan6.com, Jakarta - Dua anggota TNI mengalami luka parah akibatledakan di Monas, Selasa pagi, 2 Desember kemarin. Ledakan yang bersumber dari granat asap mengenai tangan kiri Serma F, sedangkan Praka G mengalami luka di sekitar paha. Saat itu keduanya tengah berolahraga.

Karena menjadi saksi utama dalam ledakan di Monas, rencananya polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap keduanya hari ini, Rabu (4/12/2019). 

"Sampai dengan saat ini korban masih dilakukan perawatan di RSPAD, tadi Pak Kapolda dan Pangdam sudah menjenguk yang bersangkutan. Tapi memang sementara masih dalam perawatan belum bisa diambil keterangannya," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Sebelumnya, ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.05 WIB. Awalnya, sumber ledakan diduga berasal dari ponsel. Menurut petugas kebersihan yang tengah membersihkan taman, ledakan terdengar sangat keras.

Temuan sementara polisi, ledakan di Monas bersumber dari granat asap. Lantas darimana asal muasal granat yang meledak di sisi utara Monas tersebut? 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Asal Granat Asap

Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono menuturkan, pihaknya sedang mendalami dari mana penemuan granat asap tersebut.

"Ini diduga granat asap yang meledak. Mungkin anggota kita barang dari mana kita sedang dalami. Karena masih melakukan pengobatan dan anggota kita mengumpukan informasi-informasi. Barang dari mana, nanti kita sampaikan lebih lanjut," kata Gatot dalam jumpa pers, Selasa kemarin.

Guna pengusutan lebih lanjut, polisi juga menyita kamera pengawas yang berada di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Setidaknya ada 52 CCTV yang terpasang di Kawasan Monas. Kepolisian telah mengambil alat penyimpan rekaman CCTV (DVR) untuk menyelidiki ledakan di Monas.

"Kami belum tahu berapa DVR CCTV yang diperiksa. CCTV yang memantau ke arah TKP bisa dicek dipastikan ada," jelas Kasubag TU Unit Pengelola Kawasan Monas, Arista Nurbaya di lokasi. 

Dia menjelaskan, pihaknya hanya mengelola CCTV yang berada dalam Monas. Sedangkan yang di kawasan Monas dikelola Jakarta Smart City (JSC).

3 dari 5 halaman

Granat Asap Bekerja

Mengenai granat asap, Liputan6.com menghimpun keterangan yang pernah digunakan Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Aidi, Desember 2018, untuk menangkis hoaks yang disebar kelompok kriminal bersenjata yang menuduh militer menggunakan senjata berat kepada warga Papua.

Granat asap memiliki fungsi sebagai alat isyarat darurat ke udara, penanda zona sasaran atau pendaratan, atau penyembunyi pergerakan tentara.

Aidi mengatakan bahwa granat asap adalah jenis amunisi standar yang juga diproduksi oleh perusahaan alat utama sistem senjata dalam negeri.

4 dari 5 halaman

Bentuk Granat Asap

Bentuk dari granat asap berbahan selongsong alumunium dan tidak mengandung bahan peledak mematikan.

Terkait isi dari selongsong tersebut, berupa bahan kimia yang bereaksi saat pin atau penggalak dibuka. Reaksinya granat tersebut akan mengeluarkan asap.

5 dari 5 halaman

Mengapa Bisa meledak?

Salah seorang personel Gegana Brimob Polri yang meminta namanya disamarkan mengatakan, ledakan pada dasarnya terjadi di setiap granat. Hanya saja daya ledak dengan jenjang berbeda.

Untuk granat asap sendiri disebut tidak mematikan, kendati bila ditangani dengan cara yang salah maka sangat memungkinkan menimbulkan luka.

"Umpamanya seperti petasan, bila dilempar dan meledak mengenai orang kan tidak sampai luka yang bagaimana-bagaimana seperti itu. Tapi bila disulut tapi digenggam dengan tangan tak dilempar, tangan hancur juga kan?" kata salah salah satu anggota tim gegana Polri berpangkat Iptu yang enggan dikutip nama dan jabatannya saat berbincang dengan Liputan6.com di lokasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.