Sukses

Mendikbud: Indonesia Cukup Bagus dalam Akses Pendidikan

Anak-anak Indonesia dengan usia 15 tahun yang bisa mengenyam pendidikan mencapai angka 85 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Programme for International Student Assessment atau PISA yang diinisiasi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) 2018 menunjukkan posisi Indonesia masih di urutan bawah.

Kendati begitu, hasil Pisa 2018 juga menemukan bahwa ada perluasan akses pendidikan bagi anak-anak di Indonesia.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, selama kurun waktu 15 tahun berbagai pihak telah berupaya membuat akses pendidikan bisa dinikmati anak-anak di Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang cukup besar adalah sebuah prestasi Indonesia bias meningkatkan akses pendidikan.

"Itu luar biasa achievement kita. Semua pihak Kemendikbud dalam 15 tahun terakhir ini luar biasa achievement kita dalam akses (pendidikan)," kata Nadiem di Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Ia mengakui memang masih banyak anak Indonesia yang mengalami putus sekolah. Namun dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia telah memasukkan anak-anak yang awalnya belum bisa mengakses pendidikan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Untuk Perbaikan Pendidikan

Sebelumnya Pisa 2018 telah dirilis hari ini, Selasa (3/12/2019). Selain memaparkan peringkat tiga bidang kemampuan anak-anak di 79 negara, termasuk Indonesia. Pisa juga merilis data akses pendidikan di Indonesia.

Menurut data tersebut, anak-anak Indonesia dengan usia 15 tahun yang bisa mengenyam pendidikan mencapai angka 85 persen. Angka tersebut jauh meningkat dibandingkan pada tahun 2000 yang hanya 39 persen.

Pisa sendiri merupakan suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh 79 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains.

Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA mulai tahun 2000.

Pada PISA 2018, terpilih 400 sekolah sampel di Indonesia. Hasil studi tersebut akan diumumkan secara serentak di seluruh negara peserta pada tanggal 3 Desember 2019 tadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.