Sukses


Untungkan Petani, Program Serasi Kini Bisa Manfaatkan AUTP

AUTP kini tak hanya diperuntukkan bagi petani yang lahan sawahnya berada di kawasan rawan bencana dan serangan OPT.

Liputan6.com, Jakarta Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) merupakan program yang masih dikembangkan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). AUTP pun dapat dimanfaatkan untuk pengaolahan lahan rawa di program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). 

Itu artinya para petani di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) bisa memanfaatkan AUTP tersebut. 

“Bayar preminya hanya Rp36 ribu/ha/musim tanam. Jadi, Pemerintah masih mensubsidi Rp144 ribu/ha/musim tanam. Kalau petani sudah menjadi peserta AUTP, nanti bisa melakukan klaim apabila sawahnya sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) Rp6 juta/ha/musim tanam,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Rabu (20/11).

Menurut Sarwo Edhy, agar semua petani bisa memanfaatkan program AUTP ini, sehingga petani bisa nyenyak dan tidur dengan tenang kalau lahan sawahnya terkena banjir, kekeringan dan serangan hama.

“Sebab, petani yang telah menjadi pesetta AUTP bisa mengajukan klaim ke PT Jasindo dengan ganti rugi Rp6 juta/ha/musim tanam,” ujarnya.

Sarwo Edhy juga berharap, penyuluh pertanian yang ada di lapangan berperan aktif untuk melakukan sosialisasi AUTP ke petani, melalui kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompk tani (Gapoktan) binaannya.

“Ini program bagus yang bisa membantu usaha tani. AUTP ini bisa menjadi jaminan usaha petani tatkala sawahnya terkena bencana kekeringan, banjir atapun serangan OPT,” tutur Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo Edhy, Kementan menargetkan bisa mengembangkan AUTP sebanyak 1 juta ha/tahun. Namun, hingga saat ini realisasi dari program AUTP rata-rata baru sekitar 80 persen per tahun.

“Oleh karena itu, kami minta petani memanfaatkan AUTP yang harga preminya sangat murah ini,” tambahnya.

Dikatakannya, AUTP merupakan cara Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

"Kami harapkan semua petani padi bisa mendaftar sebagai anggota AUTP. Karena harga preminya murah dan sangat bermanfaat," ujarnya.

AUTP saat ini, tak hanya diperuntukkan bagi petani yang lahan sawahnya berada di kawasan rawan bencana dan serangan OPT. Akan tetapi, AUTP juga dikembangkan untuk petani yang lahan sawahnya aman dari bencana. Sebab, yang namanya bencana atau serangan OPT itu tak bisa diduga.

Data Kementan menyebutkan, jumlah petani peserta AUTP dari tahun ke tahun terus meningkat. Tercatat, dari target 1 juta ha, realisasi AUTP pada tahun 2018 tercapai 806.199,64 ha, atau 80,62 persen. Sementara itu klaim kerugian yang diajukan petani mencapai 12.194 ha atau sebesar 1,51 persen.

AUTP yang dikembangkan Kementan sampai saat ini tak menemui banyak kendala. Pembayaran klaim yang dilakukan PT Jasindo sampai saat ini berjalan lancar. Guna mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Selain AUTP, erbau dengan nilai premi asuransinya Rp40 ribu/ekor/tahun. Bagi petani yang ikut serta dalam asuransi ternak sapi/kerbau bisa mengajukanKementan juga menerbitkan asuransi ternak sapi/k klaim ke PT Jasindo apabila ternaknya mati atau hilang sebesar Rp 10 juta.

“Asuransi ternak sapi/kerbau ini juga kami subsidi sebesar Rp160 ribu/ekor/tahun,” kata Sarwo Edhy.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengimbau agar digitalisasi program asuransi pertanian ini ditingkatkan. Melalui layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP), diharapkan semua petani mudah mendapatkan informasi dan ikut mendaftar.

"Era sekarang adalah era digital. Semua bisa dilakukan lewat digital. Perkembangan IT sudah melampaui batas kemampuan mata manusia. Harus mau belajar dan terus belajar. Belajar dari hal-hal bagus yang ada di sekitar," kata Mentan Syahrul.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini