Sukses

Fakta Terbaru Batik Air Mendarat Darurat di Bandara El Tari Kupang

Belakangan diketahui penyebab pesawat mendarat darurat karena pilot Batik Air mengalami serangan jantung.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Batik Air mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu siang, sekitar pukul 13.15 Wita.

Sebelum roda pesawat menyentuh landasan El Tari, salah satu penumpang menyebut pesawat sempat goyang.

"Pas sampai ujung landasan, mesin pesawat langsung mati dan co-pilot membawa pesawat ke apron, sementara pilotnya dilarikan ke rumah sakit," ujar Libbi Sinlaeloe kepada Liputan6.com, Minggu, 17 November 2019.

Belakangan diketahui penyebab pesawat mendarat darurat karena pilot Batik Air mengalami serangan jantung.

Berikut fakta-fakta Batik Air lakukan pendaratan darurat yang dihimpun Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pilot Terkena Serangan Jantung

Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6548 tujuan Jakarta-Kupang mendarat darurat di bandara El-Tari Kupang, sekitar pukul 13.15 Wita.

Diduga, sang pilot terkena serangan jantung saat pesawat hendak landing. Sebelumnya, pada pukul 12.30 Wita, Co pilot Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 menghubungi Air Nav bandara El Tari.

Dia menyampaikan bahwa pilot Batik Air mengalami pingsan di atas pesawat dan akan melaksankn emergancy landing.

Pukul 12.40 Wita, Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 mendarat di bandara El Tari kupang.

Pukul 12.50 Wita, Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 ditarik dari ujung runway 25 untuk masuk ke Apron.

Pukul 13.15 Wita, dilaksanakan evakuasi pilot yang pingsan oleh tim medis, GH, serta Angkasa Pura I, dan langsung di bawa ke rumah sakit Siloam, Kupang. 

3 dari 5 halaman

Diusut KNKT

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kini tengah menyelidiki penyebab pilot pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548 pingsan dalam penerbangan rute Jakarta-Kupang, Minggu siang kemarin.

"Penyebab tidak sadarkan diri masih belum dapat dipastikan, menunggu pemeriksaan lebih lanjut oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," kata General Manager Bandara Internasional El Tari, Kupang, Barata Singgih Riwahono, Minggu, 17 November 2019.

Seperti dilansir Antara, Barata mengatakan bahwa pilot Batik Air PK-LUF yakni Kapten Djarot Harnanto sudah dibawa ke RS Siloam, Kupang untuk mendapatkan penanganan medis. 

Setelah pesawat tersebut mendarat, tim gabungan Angkasa Pura I Bandara El Tari didampingi dokter dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) langsung bertindak sigap untuk langsung membawa pilot ke RS Siloam.

Barata juga memastikan, insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa baik dari awak pesawat maupun penumpang.

4 dari 5 halaman

Sempat Daratkan Pesawat Sebelum Pingsan

Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Hamidin menjenguk Kapten Djarot Harnanto, pilot Batik Air ID-6548 yang mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Minggu 17 November 2019.

Dia mengatakan, peristiwa tersebut merupakan kejadian luar biasa dan bukan karena kuasa manusia. Ia memuji cara kerja pilot karena merupakan senior penerbangan yang terlatih sekaligus instruktur.

"Dari penjelasan co pilot, kalau pilot sudah mendaratkan pesawat kemudian pingsan. Jadi pesawatnya sudah mendarat baru pilot pingsan dan ini luar biasa karena tidak ada insiden dan seluruh penumpang selamat," kata Hamidin.

Ke depan, kata dia, Polda NTT akan berkoordinasi dengan pihak RSU Siloam Kupang maupun Batik Air untuk mengetahui penyebab sang pilot pingsan hingga pesawat mendarat darurat.

5 dari 5 halaman

Kondisi Terkini Pilot Batik Air

Kapten Djarot Harnanto kini tengah mendapat perawatan intensif  IGD RS Siloam, Kupang. Menurut Kepala IGD RS Siloam dr Herbert, gingga pukul 19.00 Wita, sang pilot belum dipindahkan ke ruang perawatan.

Terkait penyebab utama dan sakit yang diderita oleh pilot Batik Air tersebut, dr Herbert mengaku tidak dapat mengungkapkan, sebagaimana standar kode etik rumah sakit tersebut.

Kepala IGD mengkonfirmasi, pasien tidak bersedia diwawancarai. Namun demikian, ia mengatakan akan memberikan informasi jelas melalui humas rumah sakit pada Senin besok 18 November 2019. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.