Sukses

Blak-Blakan Menhan Prabowo Subianto soal Pertahanan Indonesia

Menhan Prabowo Subianto sempat menjelaskan soal komponen-komponen dalam pertahanan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR menggelar rapat kerja perdana dengan Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 11 November 2019.

Raker perdana itu beragendakan untuk melihat rencana kerja Menhan Prabowo Subianto selama lima tahun ke depan hingga 2024 mendatang.

Dalam raker, Menhan Prabowo pun membeberkan beberapa hal soal pertahanan Indonesia saat ini. Menurutnya, industri pertahanan Indonesia masih banyak kekurangan dan kelemahan.

"Ya kekurangannya banyak sekali ya. Kehidupan kan selalu penuh kekurangan," ucap Prabowo.

Selain itu, ia menjelaskan soal komponen-komponen dalam pertahanan Indonesia. Komponen itu, kata Prabowo, terdiri atas komponen utama dan cadangan.

Berikut beragam hal yang disampaikan Menhan Prabowo Subianto dalam raker perdana dengan Komisi I DPR dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pertahanan Indonesia Banyak Kekurangan

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut, industri pertahanan Indonesia masih banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini diungkapkan Prabowo setelah ia mengunjungi PT Pindad beberapa waktu lalu.

"Ya kekurangannya banyak sekali ya. Kehidupan kan selalu penuh kekurangan," ucap Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 11 November 2019.

Prabowo tak menjelaskan secara rinci kelemahan industri pertahanan Indonesia yang dimaksud. Namun, dia memastikan, akan mencari solusi terkait masalah pertahanan bersama Wakil Menteri Sakti Wahyu Trenggono.

"Sekarang masalahnya adalah bagaimana kita cari solusi terhadap kekurangan-kekurangan tersebut," ujarnya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, dirinya belum lama menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo masih menyusun rencana kerja bersama wakil menterinya.

"Kami sebetulnya tengah belanja masalah, telah belajar ngumpulin keterangan, ngumpulin data, baru nanti menyusun rencana ke depan," ucap Prabowo.

 

3 dari 6 halaman

Pertahanan Indonesia Defensive

Menhan Prabowo Subianto juga mengatakan, wawasan sistem pertahanan Indonesia bersifat defensif.

"Wawasan pemikiran, doktrin hankamneg yang kita susun dan rumuskan bersama, bahwa pertahanan bagi Indonesia bukan bersifat offensive, tapi defensive," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan, Indonesia tidak ingin mengganggu negara manapun. Namun, Indonesia juga tidak ingin diganggu oleh negara atau bangsa manapun.

"Pimpinan politik kita, saya yakin yang mewakili semua parpol, kita tidak ingin mengganggu bangsa lain mana pun, tapi juga kita tidak boleh membiarkan diri kita, wilayah kita, kepentingan kita, diganggu," ucapnya.

 

4 dari 6 halaman

Strategi Pertahanan Bukan Doa

Menhan Prabowo Subianto menyebut, merumuskan kebijakan pertahanan tidak boleh hanya berdasarkan harapan.

"Saya juga ingin menyampaikan dalam rumusan kebijakan umum nanti, saya menganut suatu istilah yang sangat sederhana, kebijakan kita tidak boleh didasarkan atas harapan, hope is not a policy," ujar Prabowo.

"Kita jangan berharap, mudah-mudahan tidak ada negara yang akan mengganggu kita," sambungnya.

Selain itu, dalam merumuskan kebijakan pertahanan juga tidak boleh hanya berdasarkan doa. Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, doa bukanlah sebuah strategi.

"Tapi saya perumus kebijakan umum di bidang pertahanan, strategi tidak boleh didasarkan atas doa, prayer is not strategy," ucap Prabowo.

Prabowo menjelaskan, kebijakan dan strategi memiliki ujung investasi berupa sumber daya manusia dan teknologi. Sehingga harus ditujukan dengan baik.

"Policy dan strategi ujungnya adalah investasi, investasi adalah sumber daya manusia dan teknologi. Doktrin dan strategi yang tepat kemudian (menjadi) kekuatan yang memadai," pungkas Prabowo.

 

5 dari 6 halaman

Siapkan Komponen Cadangan Militer

Menhan Prabowo menjelaskan, soal komponen-komponen dalam pertahanan Indonesia. Komponen itu, kata dia, terdiri atas komponen utama dan cadangan.

Prabowo menjelaskan, tugas TNI sebagai komponen utama untuk menghadapi ancaman militer terbuka. Sedangkan komponen lainnya bisa berasal dari rakyat nonmiliter.

"Komponen utama tentunya adalah TNI, harus siap menghadapi ancaman militer terbuka," kata Prabowo.

"Kemudian pertahanan nonmiliter, yaitu ada unsur-unsur lain, ini tentunya akan banyak peran dari kementerian dan lembaga di luar pertahanan, sebagai contoh kita harus kerja sama dengan kementerian pendidikan untuk menyusun komponen cadangan," sambungnya.

Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, pihaknya akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghasilkan perwira dari kalangan pelajar. Bisa dari pelajar SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

"Pendidikan, latihan perwira-perwira cadangan, kemudian juga latihan-latihan untuk komponen cadangan nanti akan banyak peran dari kementerian pendidikan di SMA bahkan sedini mungkin di SMP dan juga di perguruan tinggi," ucap Prabowo.

Prabowo menyebut, negara lain yang sudah melakukan hal semacam itu di antaranya adalah Amerika Serikat yang 80 persen perwira cadangannya berasal dari universitas.

"Sebagai contoh, kalau kita lihat di negara Amerika, sumber perwira itu mereka dapatkan dari akademi militer, mungkin 20 persen, 80 persen adalah perwira cadangan dari universitas-universitas," pungkas Prabowo.

 

6 dari 6 halaman

Akan Kerjasama dengan Kemendikbud

Menhan Prabowo menjelaskan, soal komponen-komponen pertahanan Indonesia dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.

Prabowo mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk menghasilkan perwira dari kalangan mahasiswa hingga lulusan S3. Menurut Prabowo, mereka merupakan komponen cadangan pertahanan negara.

"Terutama para golongan terdidik, S3, S2, S1 lalu golongan mahasiswa," kata Prabowo usai paparan di Kompleks Parlemen Senayan.

Prabowo menyebut, komponen cadangan itu memang berasal dari kalangan rakyat sipil, khususnya kalangan berpendidikan.

"Iya tentunya harus kita ikut sertakan karena dalam kompetensi cadangan, itu juga menyangkut pembentukan kekuatan cadangan kita yang akan mengandalkan kekuatan rakyat," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.