Sukses

Prabowo Optimistis Industri Pertahanan Indonesia Kuat, Ini Buktinya

Prabowo mengatakan semua bahan baku untuk membuat propelan ada di Indonesia. Sehingga dia optimistis nantinya Indonesia bisa menjadi industri pertahanan yang kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan Indonesia mampu membuat bahan baku peluru dan roket atau propelan. Hal itu dikatakan Prabowo dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11).

"Ternyata kita mampu membuat propelan bahan yang sangat penting untuk peluru dan untuk hampir semua roket dan sebagainya kita mampu membuat dalam negeri," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan semua bahan baku untuk membuat propelan ada di Indonesia. Sehingga dia optimistis nantinya Indonesia bisa menjadi industri pertahanan yang kuat.

"Jadi saya sangat optimis di tahun-tahun mendatang tidak lama kita akan punya industri pertahanan yang kuat," ungkapnya.

Menurutnya saat ini sudah banyak produk Indonesia yang dibeli bangsa lain. Diantaranya produk PAL dan Produk PT DGI.

"Produk-produk Pal, produk-produk PT DGI, sudah banyak dibeli oleh bangsa lain," ucapnya.

Saksikan Video Terkait di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Kebijakan Kemhan

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono diagendakan hadir dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI. Rapat kerja bersama itu dilaksanakan pada Senin 11 November 2019 mendatang.

"Komisi I DPR akan memanggil Menhan Prabowo Subianto, pada Senin (11/11) pukul 10.00 WIB. Melalui komunikasi antara Sekretariat Komisi 1 DPR dan Kemhan, Pak Prabowo menyatakan akan hadir dan akan didampingi Wamen," kata Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis 7 November malam.

Menurut dia, rapat Komisi I DPR dengan Kemhan akan membahas soal kebijakan Kemhan dan strategi pertahanan negara Prabowo.

"Hal hal yang terkait kebijakan umum Kemhan dapat disampaikan dalam rapat terbuka. Namun, yang terkait strategi dan rahasia negara tentu disampaikan secara tertutup," ujar Meutya Hafid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.