Sukses

Kronologi Ambruknya Atap SDN di Pasuruan

Kombes Frans Barung Mangera menyampaikan, pagi tadi aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut terbilang normal.

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang tewas dalam peristiwa ambruknya atap SDN Gentong 1 di Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019).

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera menyampaikan, pagi tadi aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut terbilang normal.

"Diduga atap penahan dari gawalum tidak kuat menahan beban," tutur Barung saat dihubungi Liputan6.com.

Dia merinci, pukul 07.00 WIB, siswa kelas 2A dan 2B melaksanakan aktivitas belajar mengajar di kelas. Sementara kelas 5A dan 5B mengikuti kegiatan olahraga, meski ada sebagian siswa yang tidak ikut keluar kelas.

"Pukul 08.30 WIB tiba-tiba terjadi ambruknya atap empat ruang kelas. 2A, 2B, 5A, dan 5B, sehingga mengenai siswa dan guru pengajar yang sedang melaksanakan aktivitas belajar mengajar," jelas dia.

Kejadian itu lantas mendapat penanganan cepat dari warga dan pihak kepolisian. Pukul 09.00 WIB, korban segera dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Suedarsono dan RS Medika, Kota Pasuruan.

"Kita baru olah TKP," Barung menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konstruksi Tak Sesuai Prosedur

Barung juga mengatakan, Polda Jatim sudah menerjunkan tim laboratorium forensik untuk menyelidiki penyebab atap SDN ambruk di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

"Polda Jawa Timur sudah memanggil laboratorium forensik dan sudah berangkat menuju ke Pasuruan Kota guna memeriksa konstruksi dan memeriksa keseluruhan dari pada bangunan-bangunan yang dikerjakan tahun 2017 itu," ujar Barung.

Barung mengatakan, atap sekolah yang ambruk diduga karena konstruksinya yang tidak sesuai prosedur. Polisi mendapat informasi, di bagian atas bangunan sekolah, genting hanya dilapisi dengan seng saja.

"Nanti akan diputuskan setelah hasil yang namanya scientific identifikasi kita bekerja," ucapnya.

Barung menyatakan, nantinya kasus ini ditangani bersama antara Polresta Pasuruan dan Polda Jatim. Dia memastikan kasus ini mendapat atensi khusus, karena ada korban jiwa.

"Kita ambil alih ini, bersama Polres Pasuruan kota. Kita akan update terus ini," kata Barung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.