Sukses

Polemik Anggaran DKI, Anies: Jangan Takut Bila Temui Masalah, Akui dan Bereskan

Anies Baswedan mengingatkan, ketika menemukan masalah, tidak usah mencari alasan.

Liputan6.com, Jakarta - Anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2020 menjadi sorotan publik. Di antaranya, anggaran dari pengadaan lem Aibon mencapai Rp 82,8 miliar dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 hingga pengadaan bolpoin sebesar Rp 124 miliar. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memberikan pengarahan kepada jajarannya terkait penyusunan anggaran itu.

Pada akun instagram miliknya @aniesbawedan, Anies menunggah video bertanggal 23 Oktober 2019 di mana dia menyisir dan menegur jajaran SKPD yang memasukkan anggaran tidak masuk akal.

"Minggu lalu memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk pembahasan rancangan KUA-PPAS dan RAPBD TA 2020. Jangan takut bila menemui masalah, kita akui bila ada masalah dan kita bereskan. Saya tidak ada masalah bila bapak/ibu ada yang melakukan kesalahan, tapi saya punya masalah dengan kesalahan yang berulang," keterangan video yang diunggah Anies pada Sabtu (2/11/2019). 

Anies menyatakan, kesalahan berulang tidak hanya karena SDMnya, melainkan juga ada pada sistem penganggaran DKI Jakarta. Oleh karena itu, Pemprov DKI akan menyempurnakan terus sistemnya.

Ia mengingatkan, pertanggung jawaban penganggaran ini, tidak hanya pada manusia melainkan juga kepada Tuhan.

"Tanggung jawab bapak/ibu bukan kepada gubernur, tapi harus bisa menjelaskannya pada diri sendiri, kepada rakyat Jakarta dan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," tulis Anies. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anies Minta PNS Akui Kesalahan, Bukan Pembenaran

Pada video yang diunggah Anies tersebut, salah satu yang menjadi sorotan Anies adalah peningkatan anggaran honor tenaga ahli pendidik, namun tidak diikuti kenaikan anggaran untuk kualitas pendidikan. 

"Ini contoh. Kita ini mau meningkatkan kualitas pendidikan, atau membahagiakan yang bekerja di bidang pendidikan? Ini siswanya dapat apa coba, bapak ibu sekalian? Lihat tuh. Tenaga ahli master programmer ahli database bergeser dari Rp 54 juta (2019) menjadi Rp 530 juta (2020)," kata Anies

Anies lantas bertanya maksud dari kenaikan itu pada Kasudin pendidikan. "Ada Kasudin? apa ini Pak?Kalau bapak aja tarik napas gimana saya?,"ucap Anies.

Mantan Mendikbud itu mengingatkan ketika menemukan masalah, tidak usah mencari alasan. Ia meminta agar pada SKPD mengakui ada masalah dan segera menyelesaikannya.

"Bapak ibu sekalian, Begini. Kalau melihat masalah, tidak perlu defensif. Yes its a problem. We'll solve it. Attitude nya harus begitu. Bukannya mari kita cari akrobat penjelasannya. Tidak usah! Ada masalah, akui, bereskan. Akui, bereskan," kata dia.

"Jadi bukan lakukan pembenaran. Ya a problem, fix it. Problem, fix it. Saya selalu mengatakan saya tidak punya masalah dengan salah. Tapi saya punya masalah dengan salah yang berulang. Jadi ada masalah, bereskan.  Jangan diulang. Jadi Pak Kasudin, ini sulit dijelaskan bukan? Bapak bereskan ya," tegas Anies. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.