Sukses

Muhammadiyah Kecewa Tak Ada Perwakilannya Jadi Mendikbud

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim menilai, mengelola pendidikan bukan hanya fokus pada teknologi, melainkan tentang moralitas bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah merasa kecewa dengan keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, Jokowi tak menunjuk perwakilan dari Muhammadiyah untuk mengisi pos di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Kalau urusan dapur saya tidak tahu persis ya, tapi yang jelas kalau urusan keagamaan, pendidikan, sosial, kesehatan kan sangat berkait erat dengan Muhammadiyah. Muhammadiyah kan jalur perjuangannya dakwahnya itu melalui 4 ini, kesehatan, pendidikan, perguruan Tinggi, sosial dengan berbagai macam panti asuhan, kemudian keagamaan tentu saja sebagai ormas keagamaan salah satu terbesar di Indonesia," kata Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim, di acara diskusi Polemik di kawasan Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).

Fahmi menilai, mengelola pendidikan di Indonesia bukan hanya fokus pada teknologi, melainkan tentang moralitas bangsa.

"Muhammadiyah tentu pusat pendidikan ini kita merasa bahwa ini sangat bersinggungan dengan hajat yang sangat besar, dan kepentingan yang besar Muhammadiyah ini untuk mengelola pendidikan Indonesia karena masalah bicara tentang moralitas," tegas dia.

Dia mengatakan, inti dari pendidikan itu adalah moralitas bangsa. Tujuan pendidikan adalah membentuk siswa atau peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia, serta berkarakter.

"Nah yang jelas jangan sampai nanti di masyarakat lalu akan muncul persepsi bahwasanya penyusunan Kabinet ini dilakukan agak serampangan gitu, tidak memperhatikan aspirasi, tidak memperhatikan situasi kebatinan rakyat dan stakeholder republik ini," pungkas Fahmi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dijabat oleh Nadiem Makarim yang merupakan Founder GoJek. Jabatan Mendikbud sebelumnya dipegang oleh Muhadjir Effendy.

Muhadjir menjabat sebagai menteri sejak 27 Juli 2016 menggantikan Anies Baswedan. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode yaitu tahun 2000–2016.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Jokowi Memilih Nadiem

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan alasan di balik dirinya memilih Founder GoJek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2019-2024. Hal ini menjawab pertanyaan banyak pihak yang tak menyangka Nadiem akan menjadi Mendikbud.

Pasalnya, Nadiem dinilai tak memiliki latar belakang di sektor pendidikan. Menurut dia, sangat sulit untuk me-manage ratusan ribu sekolah dengan puluhan juta pelajar tanpa adanya teknologi.

Bayangkan, mengelola sekolah, mengelola pelajar, memenajemeni guru sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," ujar Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Jokowi lalu berbicara tentang teknologi yang dapat mempermudah hal-hal yang tak mungkin menjadi mungkin. Dia meyakini Nadiem yang memiliki rekam jejak mumpuni di bidang teknologi bisa mewujudkan visi misinya di bidang pendidikan.

"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, aplikasi sistem, yang bisa mempermudah dan bisa membuat loncatan hal-hal yang dulu dirasa tidak mungkin, sekarang menjadi mungkin," jelasnya.

"Sebab itu kenapa dipilih mas Nadiem Makarim," sambung Jokowi.

 

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.