Sukses

Muhadjir Effendy Serahkan Nasib PPDB Zonasi ke Nadiem Makarim

Menurut Muhadjir, Nadiem bisa saja menghapus program PPDB zonasi.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku tak punya pesan khusus untuk penerusnya, Nadiem Makarim. Dia yakin mantan Ceo Go-Jek itu memiliki program untuk memajukan pendidikan Indonesia.

"Saya kira mempelajari situasi itu betul. Kemudian kan sudah ada rencana strategis pendidikan, nanti bisa dievaluasi, mana yang kira-kira harus dilanjutkan dan mana yang perlu diperbarui. Dan tentu juga, beliau, Mas Nadiem juga akan merilis program-program baru yang sudah dicanangkan oleh Pak Presiden (Jokowi)," ujar Muhadjir di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Menurut Muhadjir, Nadiem bisa saja menghapus program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi yang ia cetuskan. Dia menyerahkan nasib program PPDB Zonasi kepada Nadiem.

"Nanti kan pasti dari pejabat eselon I, II, dan staf akan memberi masukan-masukan. Kita serahkan sepenuhnya pertimbangan kepada menteri yang baru untuk mengambil keputusan," kata Muhadjir yang kini menjabat Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hapus Label Sekolah Favorit

Saat masih menjabat Mendikbud, muhadjir menyebut sistem PPDB zonasi akan memeratakan kualitas sekolah di Indonesia. Pemerataan ini terjadi karena tak ada lagi status favorit bagi sekolah tertentu.

Muhadjir menilai dengan dihapusnya label sekolah favorit akan membuat sekolah sama status dan kualitas. Sehingga pemerataan kualitas sekolah bisa terjadi.

Nantinya setiap sekolah setelah penerapan sistem zonasi akan mempunyai standar minimum yang sama. Standar minimum ini baik dari segi pengajaran maupun fasilitas sekolah.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.