Sukses

Prabowo Masuk Kabinet Jokowi, Pengamat: Program Ekonomi Jadi Mudah Dijalankan

Syahganda menyatakan, masuknya Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo dalam kabinet Jokowi – Ma’ruf Amin telah mengubah dinamika politik bangsa kekinian.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik dari Sabang - Merauke Circle Syahganda  mengemukakan, masuknya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo dalam kabinet Jokowi – Ma’ruf Amin telah mengubah dinamika politik bangsa kekinian.

"Pemerintah saat ini menjadi sangat kuat dan hanya meninggalkan ruang sempit untuk berbeda pendapat di parlemen," katanya dalam diskusi 'Menakar Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin: Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi' yang diselenggarakan Pusat Kajian Sosial Politik FISIP Unas Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Dengan kondisi seperti itu, pemerintah sangat leluasa menjalankan program-programnya, termasuk program ekonomi untuk meningkatkan kemampuan ekonomi warganya. Pemerintah perlu mendorong pertumbuhan ekonomi, paling tidak mempertahankan di tengah gejolak ekonomi global.

Diakuinya, tantangan yang muncul justru tidak berada dalam lingkungan domestik,  pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin justru menghadapi tantangan dari luar, yaitu ketidakpastian ekonomi global.

Rusman Ghazali dari FISIP Unas menambahkan, berhasil tidaknya pemerintah menghadapi tantangan ekonomi global, tergantung pada kelincahan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang friendly market.

"Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin memiliki peluang itu karena bisa dikatakan hampir-hampir tidak ada oposisi di dalam negeri,” kiata Rusman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerjasama Investasi

Dia menyatakan, perlunya mendorong kerja sama investasi dan perdagangan melalui pola partnership yang memungkinkan terjadinya kemitraan baru, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi baru.

“Selama ini perekonomian Indonesia banyak ditopang oleh konsumsi masyarakat,” kata Rusman.

Namun, Doktor Administrasi Publik Universitas Kebangsaan Malaysia itu memperkirakan sebagai dampak perang dagang dunia yang berkelanjutan, khususnya AS dan China, ke depan pemerintah dihadapkan masalah akan semakin sulit mencari pinjaman investasi beresiko rendah.

"Karena itulah, pemerintah dituntut terus membuka peluang dan mencari alternatif sumber pertumbuhan ekonomi baru," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.