Sukses

Soal Gerindra Gabung Koalisi, PKB: Datang Belakangan, Dapat Jatah Belakangan

PKB menilai makmum itu tidak mendapatkan pahala sebesar yang salat di baris paling depan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengeluarkan istilah makmum masbuq terkait restu Gerindra bergabung dengan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo. Istilah bahasa Arab itu merujuk kepada jamaah salat yang datang telat.

Cak Imin memberikan pernyataan tersebut usai bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menjelaskan istilah makmum masbuq tersebut. Kata dia, makmum yang datang belakangan tidak dapat baris salat di depan dan mengulang tindakan perilaku sebelumnya. Makmum itu juga tidak mendapatkan pahala sebesar yang salat di baris paling depan.

Mengambil analogi tersebut, Jazilul mengatakan, orang yang datang belakangan harusnya dapat jatah belakangan. Dia menyinggung Gerindra yang mendadak santer bakal bergabung dengan koalisi lingkaran Istana.

"Kalau dianalogikan dengan makmum masbuq ya seperti itu. Yang datang belakangan ya dapat jatah belakangan, ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).

Jazilul berharap Jokowi mempertimbangkan partai-partai yang sejak awal dalam barisan pendukungnya. Supaya mendapatkan jatah menteri lebih dulu.

"Ya itu nanti dipertimbangkan Pak Jokowi. Mana makmum yang sudah datang duluan. Kalau di kita yang datang duluan baris pertama itu dapat unta," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertimbangan Jokowi

Jazilul menegaskan, jatah menteri sebetulnya menjadi pertimbangan Jokowi. PKB tidak dalam posisi keberatan atau tidak. Hanya, dia berharap agar presiden mendahului partai yang mendukungnya sejak awal.

"Kan ini perlu digarisbawahi ya, selama koalisi ini ada yang masuk dan keluar. Itu penting jadi catatan," ucapnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.