Sukses

Sederet Fakta Sosok Bambang Soesatyo Setelah Sah Menjadi Ketua MPR

Sebelum Bamsoet dipilih, Sidang Paripurna MPR yang dihadiri oleh 647 wakil tersebut sempat diwarnai aksi skors hingga pukul 21.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo resmi dilantik menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke-18 sejak 15 Januari 2018 hingga 30 September 2019.

Sebelum Bamsoet dipilih, Sidang Paripurna MPR yang dihadiri oleh 647 wakil tersebut sempat diwarnai aksi skors hingga pukul 21.00 WIB oleh pimpinan sementara Abdul Wahab Dalimunthe.

Hal tersebut dilakukan atas permintaan Fraksi Gerindra yang meminta waktu untuk melakukan lobi-lobi sebelum pemilihan Ketua MPR dilakukan.

"Kami minta rapat diskors untuk lobi sampai pukul 21.00 WIB agar ada kebersamaan sehingga bisa menghasilkan musyawarah mufakat," ujar Sekretaris Fraksi Partai Gerindra MPR, El Nino Husein Mohi, Kamis, 3 Oktober 2019.

Partai Gerindra sebelumnya berharap adalah Ahmad Muzani yang menjadi Ketua MPR. Namun, 8 fraksi dan DPD memberikan suaranya untuk Bambang Soesatyo.

Setelah terpilih secara musyawarah dan mufakat, akhirnya Gerindra menyatakan dukungannya untuk Bamsoet sebagai Ketua MPR.

"Demi untuk kepentingan yang lebih besar kepentingan bangsa negara, persatuan dan kesatuan dalam rangka menjaga marwah MPR kami mengedepankan musyawarah mufakat dan hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, maka Pak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat untuk kepentingan yang lebih besar untuk terus menjaga MPR dalam memutuskan kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara," kata Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria.

Lantas seperti apa sosok Bamsoet setelah sah menjadi Ketua MPR untuk periode 2019-2024: 

  

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Latar Belakang

Terlahir dengan nama lengkap Bambang Soesatyo di Jakarta, 10 September 1962, pria yang kerap disapa Bamsoet ini dikenal sebagai sosok politikus dan pengusaha.

Dia adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII untuk wilayah Banjarnegara, Kebumen, dan Purbalingga.

Sejak muda, dia pun terbilang cukup aktif di berbagai organisasi, binis hingga politik. Karier Bamsoet di Partai Golkar berawal dengan menjadi pengurus Generasi Muda Kosgoro Pusat pada tahun 1995 hingga 2000.

Pada tahun yang sama hingga 2004, Ketua MPR terpilih ini pernah pula bergabung dalam organisasi ekonomi dan keuangan DPP Partai Golkar sebagai Pokja atau kelompok kerja.

Kariernya sebagai partai berlambang pohon beringin ini terus mencuat. Pada tahun 2000 hingga 2005, Bambang Soesatyo menjabat sebagai Ketua Biro Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Partai Golkar dan wakil ketua untuk Departemen Penerbitan Khusus DPP Partai Golkar.

Tergabung dalam Himpunan Pengusaha Kosgoro, pria kelahiran 10 September 1962 ini sempat pula didapuk sebagai bendahara umum pada tahun 2004 hingga 2005. Sekaligus tergabung dalam Lembaga Pengembangan Ekonomi Rakyat Kosgoro. Di sini Bamsoet pun mendapat tanggungjawab sebagai bendahara umum.

Bersama Golkar, suami dari Lenny Sri Mulyani ini pernah pula menjabat Wakil Bendahara Umum untuk DPP Partai Golkar pada 2009 hingga 2015.

Dia kemudian terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Golkar dalam dua periode, yakni pada 2009-2014 dan 2014-2019.

Pada periode 2009-2014, Bambang Soesatyo duduk di Komisi III yang membawahi Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kemudian pada 2014-2019 dia terpilih kembali sebagai anggora DPR-RI dari Dapil Jawa Tengah VII (Banjarnegara, Kebumen, Purbalingga) setelah memperoleh 57.235 suara.

3 dari 5 halaman

Bentuk Panita Khusus Hak Angket Bank Century

Bambang Soesatyo juga menjadi salah satu dari 9 orang anggota DPR-RI yang membentuk Panitia Khusus Hak Angket Bank Century.

Lewat organisasi ini dia dikenal kritis dalam menyampaikan pandangannya tentang aliran dana Lembaga Penjamin Simpanan pada Bank Century. Namun, Bambang Soesatyo juga dikritik publik karena gemar menggunakan mobil mewah.

Meski begitu, komitmennya dalam memberantas korupsi dibuktikan ketika dia melapor ke KPK atas pemberian gratifikasi atas pernikahan putranya, Raditya Soesatyo, 29 Januari 2012 yang lalu.

Gratifikasi sebesar total Rp 400 juta itu diberikan oleh para petinggi, pejabat negara dan pengusaha berupa uang tunai dalam bentuk rupiah dan mata uang asing.

4 dari 5 halaman

Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan

Kemampuannya organisasinya pun telah terasah sejak menjadi mahasiswa. Berikut ini jejak rekam sejumlah organisasi kepemudaan yang pernah diikutinya.

Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Mapussy Indonesia pada tahun 1989 - 1992. 

Wakil Sekretaris Korkom (Koordinasi Komisariat) HMI Universitas Jayabaya, pada 1988

Sebagai Wakil Sekjen untuk PB HMI pada tahun 1988 - 1990

Sebagai Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Se-Indonesia,pada tahun 1986.

Sebagai Pimpinan Umum Majalah HMI Cabang Jakarta, pada 1986 - 1987

Sebagai pengurus Ikatan Pers Mahasiswa pada 1986 - 1988

Pemred (Pimpinan Redaksi) untuk Majalah Universitas Jayabaya pada tahun 1984 - 1985

Ketua Umum untuk Badan Perwakilan Mahasiswa pada tahun 1983 - 1984

Ketua Umum Senat Mahasiswa Akademi Akutansi Jayabaya pada 1982 - 1983

5 dari 5 halaman

Mantan Jurnalis

Rekam jejak Bambang Soesatyo tak hanya dikenal sebagai politikus dan pengusaha, Ketua MPR terpilih untuk periode 2019-2024 ini juga seorang mantan jurnalis.

Dikutip dari dpr.go.id, Bamsoet yang merupakan lulusan tinggi Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta, tahun 1985 - 1987, memulai kariernya sebagai wartawana dengan bekerja di Harian Umum Priorotas, Sebagai pada 1985.

Pada tahun 1987, kariernya berlanjut dengan menjabat sebagai Sekretaris Redaktur. Kariernya semakin menanjak dengan menjadi pemimpin redaksi (Pemred) pada 1991 untuk Majalah Info Bisnis dan Harian Umum Suara Karya pada pada 2004. Di sini dia pun di daulat sebagai Pemred. 

Dia kemudian dipercaya sebagai Direktur PT Suara Rakyat Membangun atau Suara Karya pada tahun 2004. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.