Sukses

Respons Polri Soal Mahasiswa di Kendari yang Tewas Saat Demo

Menurut Polri, belum tentu luka di tubuh mahasiswa di Kendari itu disebakan dari senjata api.

Liputan6.com, Jakarta - Polri menyelidiki penyebab tewasnya seorang mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggari berinisial R. Dia tewas saat mengikuti demo menolak RKUHP di kompleks DPRD Kendari, Kamis (26/9/2019).

"Kita dalami apakah betul mahasiswa tersebut mengalami luka tembak saat ini korban sedang dilakukan otopsi di RSUD mencari penyebab utama kematian secara ilmiah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (26/9/2019).

Dedi meminta semua pihak bersabar menunggu hasil otopsi. Menurut dia, belum tentu luka itu disebakan dari senjata api.

"Kalau pun benar, harus ada uji balistik untuk menentukan jenis senjata," ujar dia.

Dedi menegaskan, Polri dalam mengawal dan mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam.

"Polri hanya menggunakan water canon, gas airmata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh," tutup dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tewas Saat Demo

Seorang mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggari meregang nyawa saat mengikuti demo menolak RUU KUHP di kompleks DPRD Kendari.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart membenarkan adanya mahasiswa yang tewas tersebut. Demontran yang tewas tersebut adalah Randi, mahasiswa Haluoleo.

"Benar, kejadiannya sekitar pukul 15.30 Wita. Korban terluka di bagian dada sebelah kanan. Meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Korem," ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (26/9/2019).

Holden Hart menyatakan, pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan keluarga korban terkait kejadian ini. Korban saat ini akan dibawa ke Rumah Sakit Abunawas di Kendari untuk diautopsi.

Golden Hart belum bisa memastikan penyebab mahasiswa tersebut tewas.

"Harus menunggu hasil autopsi dulu baru bisa dipastikan penyebabnya," katanya.

Golden Hart menegaskan, pihaknya memastikan personel yang mengamankan demo di Sultra, termasuk Kendari tidak membawa peluru karet dan peluru tajam.

"Pagi tadi pukul 09.00 kita gelar apel memastikan tidak ada yang membawa peluru tajam dan peluru karet. Kita hanya menggunakan gas air mata," jelasnya.

Golden Hart menyatakan, saat ini kondisi Kendari sudah kondusif. Massa mahasiswa demo sudah membubarkan diri sekitar pukul 17.30.

"Tapi kita masih lakukan pengamanan untuk memastikan situasi kondusif," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.