Sukses

Kementan: Sekolah Lapang IPDMIP Upaya Memperkuat Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

IPDMIP merupakan program pemerintah dibidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi.

Liputan6.com, Lombok Tengah - Sekolah Lapang proyek Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) semakin sejalan dengan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Buktinya, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) kegiatan SL IPDMIP juga membekali peserta cara mengajukan pinjaman KUR.

Sekolah Lapang (SL) adalah salah satu kegiatan dari proyek IPDMIP untuk membantu meningkatkan kapasitas petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, IPDMIP merupakan program pemerintah dibidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi.

"Baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten. Yang pada gilirannya berupaya mewujudkan agro industri dan ketahanan pangan sebagai wujud konstribusi sektor pertanian bagi ketahanan nasional pada umumnya," tutur Mentan SYL, Kamis (20/08/2020).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan Sekolah Lapang Program IPDMIP merupakan salah satu upaya yang dapat memperkuat ketahanan pangan.

Menurut Dedi Nursyamsi, di masa pandemi Covid-19, ada dua solusi yang bisa dilakukan bersama-sama. Pertama adalah pendekatan medis, kedua pendekatan pangan.

"Pendekatan pangan tidak kalah penting dari kesehatan. Karena dalam situasi dan kondisi apa pun, pangan tidak boleh bersoal. Apalagi dalam kondisi seperti pandemi Covid-19 sekarang. Oleh karena itu, seluruh insan pertanian di mana pun berada, Kementerian Pertanian punya tugas menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Karena itu Dedi Nursyamsi meminta proses produksi pangan dan pertanian tidak berhenti. Karena, hanya pertanian yang bisa menyediakan pangan.

Sedangkan pendamping DI Dao yang direkrut IPDMIP, Lalu Masturiadi, menyampaikan kalau kegiatan Sekolah Lapang Budidaya Jagung Program IPDMIP di Lombok Tengah diselenggarakan Rabu, (19/8/2020), di Kelompok Tani (Poktan) Eat Nyiur, Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan ini diikuti Pembina Penyuluh Kecamatan Kopang, Kepala Desa Wajageseng, staf lapang IPDMIP, konsultan, serta peserta SL II sebanyak 25 orang (laki laki 22 orang, wanita 3 orang) berasal dari perwakilan 4 kelompok tani dan satu Kelompok Wanita Tani (KWT).

"Dalam kegiatan ini, Penyuluh Pembina Kecamatan Kopang, Dinas Pertanian Lombok Tengah menjelaskan tentang tujuan dari program IPDMIP, asuransi, kemitraan petani dengan lembaga keuangan, PT Jasindo termasuk mengenai proses dan tata cara kemitraan, juga pentingnya semangat petani dalam melakukan pekerjaan dan menyarankan kepada penyuluh untuk meningkatkan pertemuan rutin kelompok sebagai sarana komunikasi antar petani dan PPL," kata Lalu Masturiadi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbauan Menteri Pertanian

Lalu Masturiadi menambahkan, program sekolah lapang akan dilaksanankan sebanyak 12 kali pertemuan

Pertemuan I Materi Tentang Persiapan Lahan pemateri, Pertemuan 2 kegiatan Penyiapan benih (seleksi Benih dan Perlakuan Benih) Pertemuan 3 Materi persemaian benih , Pertemuan 4 Pengolahan Lahan, Pertemuan 5 materi Penggaruan dan perataan, Pertemuan ke 6 yaitu Materi Tanam Pindah Jarwo dan seterusnya.

Di kegiatan itu, banyak peserta menanyakan tata cara proses pengajuan asuransi pertanian maupun perternakan, serta kemitraan komoditas jagung yang akan diselenggarakan oleh PT Jasindo.

Kepala UPT memberi tanggapan dan berjanji akan mendatangkan pihak PT Jasindo langsung ke masyarakat untuk mendapat informasi yang lebih jelas. Untuk jelasnya disarankan oleh PPL untuk tetap ikut dalam pelaksanaan sekolah lapang tanaman jagung.

Penyuluh Pertanian Pusat Yulia Tri Sedyowati mengatakan, langkah Lalu Masturiadi dan petaninya sejalan dengan imbauan Menteri Pertanian.

"Dalam setiap kesempatan, Pak Menteri kerap mengajak petani dan penyuluh untuk terus turun ke lapangan. Petani dan penyuluh harus terus ke lapangan, jangan berhenti menanam. Karena hanya dengan menanam kita bisa memperkuat ketahanan pangan. Pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bersoal," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.