Sukses

Metro Sepekan: Kala Ular Piton di Kalimantan Mati Terpanggang

Oleh suku Dayak, ular piton raksasa yang mati akibat kebakaran hutan disebut Tangkalaluk atau Pyhton Raja Ular Rimba Hutan Belantara Kalimantan.

Liputan6.com, Jakarta - Akibat ulah tangan jahil manusia, sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan kini hangus terbakar. Negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura bahkan terkena imbas asap kebakaran hutan.

Tak hanya berdampak pada kesehatan warga, kebakaran hutan dan lahan juga membuat hewan liar kehilangan tempat tinggalnya, bahkan hingga mati mengenaskan.

Seperti yang terjadi di hutan Kalimantan, seekor ular piton raksasa ditemukan mati terpanggang. Dari ujung kepala hingga sekujur tubuhnya hangus terbakar. Oleh suku Dayak, ular piton raksasa itu disebut Tangkalaluk atau Pyhton Raja Ular Rimba Hutan Belantara Kalimantan.

Johan Michael Median Pasha yang pertama kali mengunggah foto ular piton tersebut lewat akun Facebooknya bahkan menyebut ular Tangkalaluk memiliki kemiripan dengan Anaconda yang ada di belantara hutan tropis Amazon, Brasil. Ular disebut yang paling banyak yang mati akibat kepungan kebakaran hutan dan lahan.

Sementara itu, Veronica Koman membantah keras semua tuduhan yang dialamatkan padanya terkait atas dugaan provokasi kerusuhan Papua. Tuduhan tersebut menurutnya sebagai bentuk kriminalisasi dan upaya pembunuhan karakter.

Saat ini, Veronica Koman telah menyandang status tersangka atas kasus kerusuhan di Papua. Dia dituding melakukan provokasi, sehingga warga Papua melakukan aksi.

Dari Lampung, kecelakaan maut terjadi di Jalan Lintas Tengah Sumatera KM 229, Kampung Way Tuba, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. 

Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin, 16 September 2019 sekitar pukul 14.45 WIB. Delapan orang tewas dalam kecelakaan tersebut, sementara 24 lainnya luka-luka.

Kecelakaan maut terjadi saat bus melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Bandarlampung menuju Palembang.

Berikut ulasan berita-berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com selama sepekan lalu:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Ular Piton Raksasa Mati Terbakar di Hutan Kalimantan

Kebakaran hutan di Kalimantan diduga menyebabkan seorang bayi berusia empat bulan meninggal dunia. Bayi bernama Elsa Pitaloka diduga meninggal dunia karena sesak napas akibat menghirup kabut asap kebakaran hutan.

Tak hanya itu, sejumlah hewan pun ikut menjadi korban. Masyarakat sempat dihebohkan dengan penampakan ular piton raksasa penghuni hutan Kalimantan yang hangus terbakar.

Kondisi ular piton raksasa yang terbakar di hutan Kalimantan sangat mengenaskan. Dalam foto yang diunggah akun Facebook bernama Johan Michael Median Pasha, suku Dayak pedalaman hutan Kalimantan menyebutnya Tangkalaluk atau Pyhton Raja Ular Rimba Hutan Belantara Kalimantan.

"Ini adalah salah satu jenis Ular atau bisa disebut ANACONDAnya INDONESIA atau masyarakat SUKU DAYAK PEDALAMAN HUTAN KALIMANTAN menyebutnya: Tangkalaluk/Phyton Raja Ular Rimba Hutan Belantara Kalimantan nan Langka, dimasa lalu dimana dalam mencari mangsa: seperti babi hutan, rusa, harimau dahan dan hewan besar lainnya predator melata itu bisa menirukan suara rusa,orang utan atau suara burung dalam menarik mangsanya). Kepalanya menjuntai di bawah sedangkan ekornya berkait di atas pohon besar untuk memakan mangsanya..Dan kini hangus musnah terbakar," tulisnya.

Bukan hanya ular piton raksasa yang hangus terbakar. Binatang liar yang hidup di hutan Kalimantan juga mati terpanggang.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur Rihel mengatakan, kebakaran lahan dan asap yang terjadi saat ini sudah cukup parah. 

3 dari 4 halaman

2. Pengakuan Veronica Koman

Aktivis Veronica Koman akhirnya angkat bicara terkait kasus yang menimpanya. Veronica menjadi tersangka atas dugaan provokasi kerusuhan Papua.

Veronica membantah keras semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dia menegaskan, tidak bersalah dalam kasus tersebut. Berikut buka-bukaan Veronica Koman soal kasus yang menimpanya:

"Kasus kriminalisasi terhadap saya hanyalah satu dari sekian banyak kasus kriminalisasi dan intimidasi besar-besaran yang sedang dialami orang Papua saat ini. Hal yang jauh dari ingar-bingar. Aspirasi ratusan ribu orang Papua yang turun ke jalan dalam rentang waktu beberapa minggu ini seolah hendak dibuat menjadi angin lalu," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Dia juga mengatakan bahwa polisi melebih-lebihkan fakta yang ada. Untuk itu, dia menyebut polisi telah melakukan pembunuhan karakter.

"Saya menolak segala upaya pembunuhan karakter yang sedang ditujukan kepada saya, pengacara resmi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Kepolisian telah menyalahgunakan wewenangnya dan sudah sangat berlebihan dalam upayanya mengkriminalisasi saya, baik dalam caranya maupun dalam melebih-lebihkan fakta yang ada," kata Veronica.

Dia pun menyayangkan, upaya pihak kepolisian memeriksa rekening pribadi dirinya. Dia menilai bukti yang disampaikan Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan itu tidak ada korelasinya dengan kasusnya.

Untuk diketahui, polisi menemukan bukti baru berupa enam rekening milik Veronica Koman, tersangka dugaan provokasi soal Papua. Dari keenam rekening tersebut, polisi menemukan ada transaksi sejumlah dana di daerah konflik di Papua.

4 dari 4 halaman

3. Penampakan Horor Kecelakaan Bus Nahas di Lampung

Kecelakaan maut terjadi di Jalan Lintas Tengah Sumatera KM 229, Kampung Way Tuba, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Senin siang, 16 September 2019. 

Bus Rosalia Indah bernomor polisi AD-1666-CE bertabrakan dengan truk tangki BE-9291-YJ. Akibatnya, 8 orang tewas. Pengemudi bus atas nama Joko (27) warga Masgar, Lampung Tengah tewas di lokasi kejadian.

Selain itu, tujuh orang lainnya juga meninggal dunia di lokasi kejadian dan 24 orang luka-luka. Korban luka telah dirawat di Puskesmas Way Tuba, Way Kanan.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan, kecelakaan maut itu terjadi saat bus melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Bandarlampung menuju Palembang.

Sesampainya di Jalan Lintas Tengah Sumatera KM229, bus mengambil jalur kanan jalan aspal menikung tajam ke kiri dan menanjak tanpa marka.

Saat terguling datang dari arah berlawanan kendaraan truk tangki. Dikarenakan jarak yang terlalu dekat, truk tidak dapat menghindar sehingga menabrak bus tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.