Sukses

Bamsoet Minta KLHK Bentuk Gugus Tugas Pencegahan Karhutla

Gugus tugas ini harus bersinergi dengan TNI, Polri, dan BMKG. Serta memiliki peralatan yang memadai untuk mencegah karhutla.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk gugus tugas khusus di setiap daerah. Gugus Tugas itu nantinya berfungsi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Berangkat dari catatan historis kasus Karhutla, Kementerian LHK perlu mengambil inisiatif untuk membentuk gugus tugas pada tingkat daerah yang tupoksi-nya melakukan atau menerapkan langkah-langkah preventif mencegah karhutla," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/9/2019).

Dia menjelaskan, gugus tugas ini harus bersinergi dengan TNI, Polri, dan BMKG. Serta memiliki peralatan yang memadai untuk mencegah karhutla.

"Selain mencegah perusakan atau pembakaran, sangat penting bagi gugus tugas seperti ini juga berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui kecenderungan cuaca, khususnya dalam periode musim kering atau panas," ungkapnya.

Politikus Partai Golkar ini menegaskan, karhutla bisa dicegah jika pihak terkait menjalankan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan hutan. Dalam peraturan itu disebutkan semua pihak termasuk pemerintah daerah bisa turut mencegah adanya karhutla.

"Dengan peduli, pemerintah daerah bisa menggerakan semua potensi daerah setempat, termasuk masyarakat adat, untuk mencegah aksi pembakaran atau pengrusakan hutan," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2.288 Titik Api

Sebelumnya, ada 2.288 titik api kategori sedang dan tinggi masih terpantau di beberapa wiayah Indonesia. Sedang pantauan titik api untuk 6 provinsi prioritas pemadaman karhutla adalah Riau 114 titik, Jambi 408 titik, Sumatera Selatan 219 titik, Kalimantan Barat 266 titik, Kalimantan Tengah 810 titik dan Kalimantan Selatan 74 titik.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci, kondisi 6 provinsi dalam keadaan berasap dengan kualitas udara berdasar konsentrasi PM10 adalah Riau 314 (berbahaya), Jambi 238 (sangat tidak sehat), Sumatera Selatan 155 (tidak sehat), Kalimantan Barat 324 (berbahaya), Kalimantan Tengah 409 (berbahaya) dan Kalimantan Selatan 22 (baik).

"Di Sumatera angin bertiup ke arah barat laut, dari Sumsel mengarah ke Jambi dan Riau. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi masuk ke Riau," tulis Plt Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/9/2019).

Terdapat titik api yang sangat besar di Desa Bayung Lencir, Kabupaten Musi Bayu Asin, Sumsel yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Jambi.

Titik api ini sudah menyala sejak pertengahan Agustus 2019 dan belum bisa dipadamkan serta mengeluarkan asap sangat besar dan tertiup angin mengarah ke Jambi dan Riau.

Untuk memadamkan titik api ini dikerahkan 400 personil yang terdiri dari TNI, POLRI, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat serta Mahasiswa. Helikopter dari Jambi dan Sumsel juga akan digeser mendekati lokasi karhutla.

Sedang di Kalimantan angin juga bertiup ke arah barat laut dari Kalsel mengarah ke Kalteng dan Kalbar, hal ini menyebabkan kualitas udara di Kalsel lebih baik dibanding Kalteng dan Kalbar.

 

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.